ECONOMICS

Mau Tau Potensi Produk dan Peluang Investasi di Indonesia? Cek Lewat Platform Ini

Dominique Hilvy Febriani 08/10/2021 08:21 WIB

Indonesia telah mengembangkan INA-ACESS sebagai platform komprehensif untuk memamerkan berbagai produk dan menghadirkan peluang investasi yang luas.

Indonesia telah mengembangkan INA-ACESS sebagai platform untuk memamerkan berbagai produk dan peluang investasi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menghadiri Forum Bisnis Indonesia-Eropa Timur Tengah (INACEE). Pada kesempatan itu ia mengatakan, pandemi telah memberikan pukulan serius pada sektor ekonomi dan menghentikan pertumbuhan ekonomi banyak negara.

“Tetapi karena banyak dari kita sekarang mulai menekan pandemi, pemulihan ekonomi menjadi agenda utama kita. Saat kami berusaha untuk pulih lebih kuat dari pandemi,” ucapnya dalam Forum Bisnis Indonesia-Eropa Timur Tengah INACEE 2021 (7/10/2021).

Retno menyoroti 3 upaya prioritas untuk merevitalisasi hubungan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan negara-negara CEE.

Ia mengatakan negara CEE harus memanfaatkan digitalisasi dalam kerjasama ekonomi. Ia mengatakan, Indonesia telah mengembangkan INA-ACESS sebagai platform komprehensif untuk memamerkan berbagai produk dan menghadirkan peluang investasi yang luas.

“Platform digital akan membantu bisnis kita terhubung satu sama lain.
mengubah prospek menjadi prospek dan prospek menjadi kesepakatan bisnis. Saya mengundang rekan-rekan dari CEE untuk memanfaatkan platform ini dan mengungkap potensi kerjasama antara Indonesia dan negara anda,” paparnya.

Ia berkata, pendekatan bisnis seperti biasa tidak akan memutus pandemi.
Diperlukan cara-cara inovatif untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan menggali lebih dalam potensi yang belum dimanfaatkan.

Selanjutnya, perlunya pemulihan konektivitas dan pergerakan barang secara global, jasa, dan masyarakat.
“Indonesia dan negara-negara CEE harus berkolaborasi dalam mengembangkan pengaturan teknis untuk menjaga konektivitas dan membangun rantai pasokan yang lebih tangguh,” ucapnya.

Menghidupkan kembali perjalanan internasional harus menjadi bidang prioritas kerja sama.
“Kita bisa mulai dengan menjajaki pembentukan Pengaturan Koridor perjalanan untuk pelancong bisnis penting untuk diikuti oleh pengaturan serupa untuk wisatawan,” ucapnya.

“Penting untuk upaya ini pengakuan timbal balik sertifikasi vaksin dan pedoman perjalanan untuk pergerakan orang antara Indonesia dan negara-negara CEE,” tambahnya.

Lebih lanjut, pentingnya upaya eksplorasi potensi yang belum dimanfaatkan dalam hubungan dagang. Retno menyebut, meskipun pandemi, total perdagangan antara Indonesia dan 20 negara CCE mencapai USD 4,31 miliar antara Januari-Juli 2021 dan tumbuh 25,57% dari periode yang sama tahun lalu. Namun, ini hanya menyumbang sekitar 2% dari keseluruhan perdagangan Indonesia selama periode tersebut dan 0,01% dari total perdagangan CEE.

Retno menyatakan bahwa Indonesia tertarik untuk mendukung optimalisasi ekonomi hijau guna meningkatkan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial.
“Indonesia juga tertarik untuk mengembangkan kerjasama ekonomi hijau khususnya energi baru dan terbarukan,” ujarnya.

Ia mendorong negara-negara CEE untuk mencoba sektor alternatif untuk meningkatkan peluang ekonomi. “Sudah saatnya kita menjajaki daerah prospektif lainnya seperti kopi, kakao, hasil laut, kelapa sawit, dan furnitur,” paparnya.


Selain itu juga, perlunya menggunakan Memorandum Kerjasama antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia guna mempercepat pembentukan perjanjian perdagangan antara Indonesia dan organisasi di kawasan CEE. (TIA)

SHARE