ECONOMICS

Melirik Kisah Dibalik Program 1.000 Rumah dan DP 0 Rupiah yang Jadi Pilihan Pemburu Properti

Mohammad Yan Yusuf 07/12/2021 12:28 WIB

Jauh sebelum Jokowi terpilih menjadi presiden di periode keduanya. Program sejuta rumah sejatinya sudah ada sejak dahulu.

Melirik Kisah Dibalik Program 1.000 Rumah dan DP 0 Rupiah yang Jadi Pilihan Pemburu Properti. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Jauh sebelum Jokowi terpilih menjadi presiden di periode keduanya. Program sejuta rumah sejatinya sudah ada sejak dahulu. Program tersebut diminati masyarakat khususnya kaum milenial.

"Saya melihat ini menjadi harapan bagi kami yang kesulitan membeli rumah," kata Mahardika (34) pembeli rumah subsidi pemerintah, Senin (6/12/2021).

Mahardika yang telah membeli rumah vertikal di kawasan Jakarta sendiri menyambut baik program itu. Sebab, melalui program itu dirinya bisa dengan mudah membeli rumah dengan harga kompetitif dan murah di kawasan Jakarta.

>

Hanya dengan harga kurang dari Rp200 juta di 2016 lalu. Ia pun membeli satu unit apartement tipe studio di kawasan Jakarta Barat. Kini harga unit apartement itu pun melonjak berkali kali lipat hingga mencapai Rp357 juta di 2020.

Dengan cicilan Rp1,3 juta per bulannya. Mahardika menilai unit apartement itu sangatlah murah dan kompetitif dibandingkan dirinya harus sewa kost dengan nilai yang sama. Saat kost, dirinya hanya akan memperkaya pemilik kosan, sementara dengan membeli unit apartement, maka dirinya secara tak langsung akan memilikinya.

"Setelah lunas mungkin saya akan menjual lagi," katanya.

Sekalipun murah, Mahardika menyebut program subsidi rumah Pemerintah Pusat tidaklah sulit dan beribet. Segala proses sangatlah mudah selama dirinya belum pernah membeli rumah subsidi. Namun bila sudah, pihak bank maupun developer akan menolak lalu menjual rumah itu dengan harga non-subsidi.

Hal sama juga dirasakan Akmal (31). Dirinya telah membeli rumah sejak 2017 lalu. Rumah itupun kini telah ia tempati sejak dua tahun lalu.

"Tanpa program itu, mungkin saya tidak akan memiliki rumah," katanya.

Serupa tapi tak sama, DP 0 Rupiah juga dikeluarkan pemprov dki jakarta di masa Gubernur Anies Baswedan. Program ini bisa digunakan untuk para pekerja dengan penghasilan rendah. Sementara itu, di Jakarta sendiri program ini pun ada di beberapa lokasi mulai dari Pondok Rangon Jakarta Timur hingga Cengkareng Jakarta Barat.

DIJEBAK DP 0 RUPIAH

Melirik kebijakan bahkan promo DP 0 Rupiah, masyarakat banyak yang terjebak dengan program ini. Selain aturannya yang terus berubah, program ini juga tak ubahnya dengan sewa unit apartement seumur hidup.

"Awalnya manis, tapi kalo diperhatiin justru lebih buruk dibandingkan program gubernur sebelumnya," kata Yatno (36) seorang warga mengikuti program DP 0 rupiah.

Yatno mengungkapkan pada program DP 0 rupiah dijelaskan bila program ini memiliki cicilan flat dengan nilai Rp1,3 juta - Rp2,5 juta tergantung tipe dan lain lain serta masa waktu kredit. Hal itu dirasa sangat menguntungkan karena dirinya tidak perlu memiliki rumah tanpa harus DP.

"Tapi setelah lunas. Unitnya enggak bisa saya jual atau saya sewakan ke orang lain. Ini kan sama saja mencicil seumur hidup," katanya sembari menjelaskan rumah hanya bisa di jual ke Pemprov DKI Jakarta.

Kondisi ini sangat berbeda dengan program Rusunawa sebelumnya. Diprogram ini masyarakat bisa menempati beberapa unit rusun milik dki dengan nilai sewa kurang dari 1 juta per bulannya dengan dua kamar lengkap.

"Aturannya juga sama, rumah itu tidak bisa di jual belikan atau disewakan kepada orang lain," katanya. (FHM)

SHARE