Menanti Vaksin Merah Putih, Ini Jalan Panjang yang Dilewati
Ini rekam jejak panjang perjalanan vaksin Merah Putih buatan Unair Surabaya.
IDXChannel - Sejak awal kemunculannya sebagai harapan menekan angka penularan COVID-19, vaksin Merah Putih buatan Universitas Airlangga harus melalui jalan berliku. Sempat ada keraguan, kini vaksin buatan anak negeri ini menapaki jalan baru dengan lebih terang.
Hasil uji praklinik vaksin Merah Putih terhadap hewan menunjukkan hasil yang bagus dan memiliki efisiensi yang tinggi. Sehingga, untuk tahap selanjutnya yakni terkait uji klinik kepada manusia diserahkan kepada PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia.
Jalan berliku itu harus dilalui ketika uji klinik tahap pertama digunakan untuk melihat aspek keamanan (safety) dari vaksin dan membutuhkan 100 orang sebagai sampel. Kemudian, uji klinik tahap kedua yang akan melibatkan sekitar 400 orang guna melihat aspek terkait imunogenisitasnya. Serta, uji klinik tahap ketiga yang akan melibatkan sekitar 3.000 orang untuk melihat efikasi vaksin itu sendiri
“Mudah-mudahan lancar sehingga pada semester kedua tahun depan, Vaksin Merah Putih sudah bisa diproduksi,” kata Menteri Kesehatan RI Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC., CLU, Selasa (9/11/2021).
Menkes melanjutkan, untuk skenario uji klinik tahap ketiga masih dalam tahap penyusunan. Jadi, selain digunakan untuk proses vaksinasi yang diberikan sebanyak dua kali, skenario lain yang sedang disusun adalah terkait penggunaan vaksin sebagai booster dan juga untuk anak-anak.
“Skenario pertama digunakan untuk suntik vaksin sebanyak dua kali, kemudian untuk skenario kedua vaksin akan disuntikkan sebanyak satu kali sebagai booster sehingga dapat menguatkan vaksin sebelumnya dan skenario ketiga vaksin akan disuntikkan sebanyak dua kali dengan sasaran anak-anak di bawah 12 tahun,” kata Menkes.
Menkes juga menyaksikan penyerahan seed vaksin dari Rektor Unair kepada PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia. Langkah yang telah dilakukan Unair dan PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia adalah hal yang luar biasa karena dapat menyelesaikan proses penelitian hingga uji praklinik kurang dari satu tahun.
(IND)