Mendag: Tarif Impor Trump untuk RI Masih Paling Rendah Dibandingkan Malaysia-Vietnam
Saat ini Indonesia menjadi negara dengan tarif impor barang 19 persen ke Amerika Serikat (AS) yang paling rendah dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya.
IDXChannel - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan, saat ini Indonesia menjadi negara dengan tarif impor barang 19 persen ke Amerika Serikat (AS) yang paling rendah dibandingkan negara-negara kawasan Asia Tenggara lainnya. Hal ini menjadikan Indonesia paling kompetitif untuk masuk ke pasar AS.
Budi Santoso menjelaskan, tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump akan mulai berlaku ada 1 Agustus 2025. Menjelang pemberlakuan itu, beberapa negara di kawasan saat ini masih terus melakukan lobi dengan pemerintah AS yang berharap keringanan tarif.
Saat ini, tarif untuk beberapa negara di kawasan memang masih di atas Indonesia. Misalnya seperti Thailand 36 persen, Laos 40 persen, Malaysia 25 persen, dan Vietnam 20 persen.
"Kalau dari ASEAN kan selama ini (Indonesia) masih paling rendah ya. Mudah-mudahan terus seperti ini sampai tanggal 1 Agustus," ujarnya saat ditemui usai acara Peluncuran Hari Ritel Nasional (HRN) 2025 di Kemendag, Jakarta, Kamis (17/7/2025).
Lebih lanjut, Budi Santoso menjelaskan, tarif yang lebih rendah ini memberikan keuntungan bagi Indonesia. Keuntungan pertama, Indonesia berpotensi mendapatkan peningkatan dari sisi investasi. Sebab, akan banyak negara yang hendak membangun fasilitas produksi di Indonesia untuk mengirim barangnya ke AS.
Keuntungan kedua, kata dia, Indonesia akan meningkatkan ekspornya ke AS. Sebab, dengan tarif yang lebih rendah ini akan membuat Indonesia lebih banyak mengirim barang ke pasar AS.
"Kalau dulu kita bersaing ekspor ke Amerika itu kan dengan tarif yang sama. Sekarang kita mempunyai kelebihan, kalau kita mempunyai kelebihan kan berarti ini bisa menarik investasi asing datang," kata dia.
Sebelumnya dalam kesempatan berbeda, Budi Santoso sempat mengatakan saat ini pihaknya telah menyiapkan setidaknya 10 komoditas yang punya kompetitor di negara-negara ASEAN. Tarif-tarif di negara kawasan itu akan berdampak terhadap kompetisi 10 komoditas tersebut.
"Kita terus mengamati, misalnya 10 produk unggulan ekspor kita ke Amerika, nah itu kita lihat, masing-masing produk itu 10 pesaingnya siapa dan berapa tarif di negara mereka," katanya di Komplek DPR RI, Jakarta, Rabu (16/7/2025).
"Kalau sementara (tarif) kita masih bagus, ini kita tunggu sampai tanggal 1 Agustus, mudah-mudahan kita terus dapat tarif yang terbaik sehingga begitu diterapkan justru ini menjadi peluang baru," ujarnya.
(Dhera Arizona)