ECONOMICS

Mendag Terus Pantau Stok MinyaKita karena Sempat Sulit Didapatkan di Pasar

Avirista M/Kontributor 19/12/2024 17:11 WIB

Mendag Budi Santoso terus memantau stok MinyaKita.

Mendag Budi Santoso terus memantau stok MinyaKita (Avirista Midadaa/MPI)

IDXChannel - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso terus memantau stok MinyaKita. Pasalnya, dia menerima keluhan dari masyarakat terkait sulitnya menemukan MinyaKita di pasaran.

"Jadi kami sudah antisipasi dan ini salah satu cara agar harga stabil karena sebentar lagi Nataru. Kemarin sudah bertemu dengan produsen MinyaKita, kemudian dengan sawit minyak goreng," kata Budi Santoso, saat peninjauan Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kantor Perumda Tunas, Kota Malang, pada Kamis (19/12/2024).

Budi menambahkan, para produsen minyak itu menyepakati ada penambahan dan mempercepat pasokan ke pasaran, untuk mengantisipasi tingginya permintaan masyarakat di momen Nataru.

"Ini kita buktikan di lapangan pasokan cukup dan harga tidak naik. Artinya harga tidak naik berarti pasokan cukup dan kebutuhan masyarakat juga tercukupi," kata dia.

Dirinya menegaskan, bahwa ketersediaan stok minyak bersubsidi dan kebutuhan pangan bersubsidi lain terus dipantau pemerintah pusat bersama jajaran pemerintah daerah (Pemda), salah satunya dengan sistem Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP).

"Ini merupakan sistem yang digunakan oleh Kementerian Perdagangan untuk mengumpulkan dan melaporkan data harga bahan pokok (Bapoking) secara harian," kata dia.

"Sebenarnya kita ada sistem SP2KP untuk memantau ketersediaan kebutuhan pokok. Di setiap daerah kabupaten kota melalui dinas melaporkan ke kita, dan kita setiap hari bisa membuka lewat aplikasi yang ada," lanjut pria yang pernah jadi Dirjen Perdagangan Luar Negeri ini.

Darı sistem itu, ketersediaan stok akan terpantau, termasuk bila harganya mahal. Bila harga mahal biasanya terjadi peningkatan permintaan pembelian, atau memang stoknya tidak tersedia.

"Itu langsung kami antisipasi. Tiap pagi saya mengecek itu. Karena teman - teman yang ada di daerah dapat melaporkan. Kalau ada lonjakan harga di daerah pasti akan koordinasi. Jadi semua sudah dapat diantisipasi," kata dia.

Pada pengecekan harga MinyaKita misalnya dihargai Rp15.500 sampai Rp15.700 per liter, sudah sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET). Harga itu disebut sesuai HET dengan jumlah ketersediaan bahan yang mencukupi.

(Nur Ichsan Yuniarto)

SHARE