Mengenal Gammaraas, Obat Terapi Covid Seharga Rp3,2 Juta yang Banyak Dicari
Banyak jenis obat-obatan yang digunakan untuk terapi pengobatan pasien Covid. Salah satu yang tenar di kalangan masyarakat saat ini, ialah obat gammaraas.
IDXChannel - Banyak jenis obat-obatan yang digunakan untuk terapi pengobatan pasien Covid-19. Salah satu yang tengah tenar di kalangan masyarakat saat ini, ialah obat gammaraas. Obat ini harganya ditetapkan paling mahal Rp3,2 juta per vial.
Salah satu contohnya, disebutkan oleh Wanda Ponika, sosialita dan desainer perhiasaan yang ikut membantu merawat mantan pesulap Deddy Corbuzier saat terserang infeksi Covid-19.
Dalam podcast milik Deddy Corbuzier tersebut, Deddy dan Wanda menyebutkan banyak orang yang mencari obat Gammaraas untuk terapi pengobatan Covid-19. Wanda mengaku, obat tersebut memang cukup sulit didapat, berbeda dengan obat anti virus seperti Oseltamivir.
“Gue sedih banyak banget di-DM orang, bisa bantuin gammarass dan actempra enggak. Kalau minta oseltamivir anti virus, gue kirimin. Gue punya di rumah, bukan nimbun ya. Gue beli generik dikasih ke orang-orang enggak dikenal yang membutuhkan, ada yang gue beli bagus kayak gue kirim ke lu,” kata Wanda, dikutip dari podcast milik Deddy Corbuzier, Rabu (1/9/2021).
Sebenarnya obat seperti apa yang disebut dengan obat gammaraas tersebut? Dilihat dari laman situs resmi perusahaan farmasi Combiphar, obat gammaraas adalah memang salah satu obat produksi keluaran perusahaan farmasi Combiphar, obat ini disebutkan yang mengandung Plasma Imunoglobulin dalam bentuk larutan steril untuk injeksi.
Berbentuk larutan steril dan dikonsumsi dengan cara disuntikkan (injeksi), tertulis tiap vialnya, yakni 50 ml mengandung Imunoglobulin Human intravena (obat yang berfungsi untuk mengobati kekurangan antibodi) sebanyak 5 persen.
Obat gammaraas digunakan sebagai terapi pengobatan dengan indikasi, Imunodefisiensi primer dan sekunder, ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura) dan Sindrom Kawasaki. Dengan catatan, untuk setiap indikasi maka berbeda pula aturan pakainya.
Pertama untuk kondisi kekurangan antibodi, Imunodefisiensi primer tertulis dosis pertamanya sebanyak 400mg / kilogram berat badan, dosis pemeliharaan: 200-400mg / kilogram (berat badan). Jarak waktu pemberian tergantung pada kondisi pasien dan IgG serum Ievel, dianjurkan sebulan sekali.
Sementara untuk kondisi Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), dosis pertamanya 400mg / kilogram berat badan/ hari selama 5 hari. Dosis pemeliharaan: 400mg / kilogram berat badan sebagai infusi tunggal. Waktu interval pemberian tergantung pada kondisi pasien dan jumlah trombosit, direkomendasikan seminggu sekali.
Terakhir untuk sindrom Kawasaki, dalam waktu 10 hari perjalanan dari sindrom Kawasaki, 2,0 g / kilogram berat badan obat gammaraas disebutkan bisa diberikan sebagai infusi tunggal.
Secara harga, harga obat gammaraas ini memang tidak cukup terjangkau. Lewat Keputusan Menteri nomor HK.01.07/MENKES/4826/2021 tentang Harga Eceran Tertinggi Obat Dalam Masa Pandemi COVID-19. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menetapkan untuk obat lntravenous Immunoglobulin 5% 50 ml (lnfus) dijual maksimal dengan harga Rp.3.262.300 per vial. (RAMA)