ECONOMICS

Mengintip Biaya Penobatan Raja Inggris dari Waktu ke Waktu

Maulina Ulfa - Riset 08/05/2023 12:45 WIB

Rakyat Inggris baru saja menyaksikan pesta penobatan Raja Charles III yang berlangsung di Westminster Abbey, London, pada Sabtu (6/5/2023).

Mengintip Biaya Penobatan Raja Inggris dari Waktu ke Waktu. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Rakyat Inggris baru saja menyaksikan pesta penobatan Raja Charles III yang berlangsung di Westminster Abbey, London, pada Sabtu (6/5/2023). Namun, penobatan ini menelan biaya yang tak sedikit.

Sebagai fungsi kenegaraan, acara tersebut didanai oleh anggaran parlemen dan menggunakan uang pembayar pajak.

Hal ini sempat menuai kritik keras dari beberapa pihak di Inggris Raya, mengingat fakta bahwa negara tersebut saat ini dilanda krisis biaya hidup, dengan meroketnya harga pangan dan energi.

Sementara Istana Buckingham belum mengumumkan angka resmi berapa biaya penobatan. Estimasi secara luas biaya penobatan akan mencapai antara £50-£100 juta atau setara Rp 1,86 triliun (Kurs Rp 18.604,35 per poundsterling).

Jika angka ini benar, gelaran tersebut bisa menjadi penobatan raja dan ratu Inggris termahal setidaknya dalam 200 tahun terakhir.

Euronews melaporkan bahwa estimasi harga yang jauh lebih tinggi ini disebabkan oleh biaya tambahan keamanan.

Berikut merupakan data yang dikumpulkan oleh situs berita di Inggris sebagai perbandingan biaya penobatan raja dan ratu dari masa ke masa. (Lihat grafik di bawah ini.)

George VI menjadi raja dengan biaya penobatan termahal kedua setelah Charles III, dengan biaya £454.000 pada tahun 1937, yang setara dengan £24,8 juta jika memperhitungkan inflasi saat ini.

Menurut Statista, penobatan Ratu Elizabeth II menelan biaya £912.000 pada 1953, setara dengan £20,5 juta hari ini.

Namun, The New York Times memiliki perkiraan yang jauh lebih tinggi, di mana acara tersebut ditaksir menelan biaya sekitar £1,57 juta pada saat itu, yang akan mendekati £46 juta hari ini.

Acara penobatan termurah adalah untuk William IV pada 1831, yang menelan biaya £43.000 pada saat itu, atau kira-kira £3,6 juta pada 2023.

Tercekik Inflasi

Penobatan Raja Charles III terasa berada di waktu yang kurang tepat. Ini karena Inggris masih menghadapi sejumlah tantangan ekonomi serius.

Tingkat inflasi harga konsumen (IHK) di Inggris berada di level 10,1% secara year on year pada Maret 2023. Meskipun turun dari level 10,4% pada Februari, namun tetap lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 9,8%.

Tingkat inflasi ini tetap bertahan di atas angka 10% untuk periode ketujuh berturut-turut dan di atas target 2% bank sentral, Bank of England selama hampir dua tahun terakhir.

Tekanan inflasi utama berasal dari makanan dan minuman non-alkohol sebesar 19,1% dibandingkan 18,0% di bulan Februari.

Sektor rekreasi dan budaya juga mengalami inflasi 4,6%, serta aneka barang dan jasa yang mengalami inflasi 6,7%.

Adapun biaya perumahan dan utilitas juga meningkat dengan kecepatan yang solid mencapai 26,1%. Sementara itu, inflasi melambat untuk transportasi sebesar 0,8% dibandingkan 2,9% pada bulan sebelumnya dan inflasi restoran dan hotel sebesar 11,3% dibanding 12,1% pada bulan sebelumnya.

Sementara tingkat inflasi inti yang tidak termasuk barang-barang volatil seperti energi dan makanan, tidak berubah di level 6,2% pada Maret, tidak jauh dari rekor pada September tahun lalu sebesar 6,5%.

Mengutip Statista, survei yang dilakukan pada Januari 2023, juga menyatakan sekitar 92%  rumah tangga Inggris melaporkan bahwa biaya hidup mereka meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Kondisi ini diakibatkan oleh kenaikan biaya makanan, listrik, dan bahan bakar yang lebih tinggi.

Krisis ini bahkan lebih akut bagi rumah tangga miskin di Inggris, yang biasanya menghabiskan sebagian besar pendapatan mereka untuk biaya makan dan perumahan.

Berdasarkan prakiraan dari Anggaran Musim Gugur 2022, pendapatan rumah tangga riil di Inggris Raya akan turun sebesar 4,3% pada tahun fiskal 2022/23, yang merupakan penurunan standar hidup terbesar sejak pertengahan 1950-an. (ADF)

SHARE