ECONOMICS

Menguak Penyebab Investasi Ilegal Masih Marak di Indonesia, Ini Kata SWI

Athika Rahma 02/03/2022 14:45 WIB

Menjamurnya investasi ilegal atau bodong di negara berkembang harus dilihat dari dua sisi, yaitu sisi pelaku dan masyarakat.

Menguak Penyebab Investasi Ilegal Masih Marak di Indonesia, Ini Kata SWI. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Investasi ilegal kian merajalela dan meresahkan masyarakat karena korbannya ribuan, kerugiannya tembus miliaran Rupiah. Ada yang pelakunya ditangkap dan diadili, ada juga yang menghilang begitu saja. Lantas kenapa hal ini masih terjadi di Indonesia?

Ketua Satgas Waspada Investasi (SWI) OJK Tongam Lumban Tobing mengungkapkan alasan begitu menjamurnya investasi bodong di negara seperti Indonesia harus dilihat dari dua sisi, yaitu sisi pelaku dan masyarakat.

"Dari sisi pelaku, disebabkan perkembangan teknologi sehingga mudah melakukan penawaran investasi melalui situs, web, aplikasi dan media sosial, meskipun SWI telah memblokir seluruh situs, web, aplikasi para pelaku dengan mudah mengganti domain, membuat aplikasi baru," ujar Tongam saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Rabu (2/3/2022).

Kemudian, dari sisi masyarakat, masih banyak masyarakat yang tidak paham investasi namun hanya ikut-ikutan. Hal tersebut disebabkkan karena mereka tergiur dengan iming-iming imbal hasil yang dijanjikan oleh penawaran tersebut.

Tongam juga menyoroti modus penawaran yang dilakukan oleh influencer melalui media sosial. Kasus yang saat ini viral, dugaan penipuan aplikasi trading Binomo, menyeret sejumlah influencer yang merugikan korbannya hingga Rp3,8 miliar.

"Para influencer memiliki peran yang sangat kuat dalam memengaruhi para pengikutnya dan juga masyarakat terhadap segala bentuk barang dan kegaitan yang di endorse ataupun dipromosikan," ujar Tongam.

SWI OJK sendiri telah melakukan berbagai cara untuk menghentikan maraknya kasus investasi ilegal, mulai dari memblokir semua aplikasi dan situs investasi ilegal, mengumumkannya ke masyarakat hingga melakukan edukasi tentang investasi bodong,

"Banyak cara edukasinya, sosialisasi, seminar, kuliah umum, melalui medsos, wawancara media," ujar Tongam. (FHM)

SHARE