ECONOMICS

Menperin: 2020, Tahun Terburuk Bagi Industri Otomotif RI

Ferdi Rantung 01/03/2021 17:37 WIB

Pandemi virus Covid-19 memberikan dampak anjloknya penjualan industri otomotif.

Menperin: 2020, Tahun Terburuk Bagi Industri Otomotif RI (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Pandemi virus Covid-19 memberikan dampak anjloknya penjualan industri otomotif. Bisa disebut, pada tahun lalu merupakan tahun terburuk dalam sejarah industri otomotif sejak 2008.

Untuk itu pemerintah mengeluarkan kebijakan stimulus pajak penjualan atas kendaraan mewah (PPnBM) nol persen. Tujuannya, agar pemulihan ekonomi nasional bisa berjalan dengan cepat. Sebab, Industri manufaktur mempunyai peran yang cukup signifikan bagi perekonomian yang memberikan kontribusi sebesar 19 persen terhadap PDB. 

"Ini kondisi terburuk bagi industri otomotif setelah tahun 2008. Ini kondisi terburuk yang harus kita kejar," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (1/3/2021)

Ia menjelaskan bahwa industri otomotif sangat terpuruk saat terjadi pandemi covid-19. Pada 2020 produksi industri otomotif turun hingga 46 persen. Sementara untuk penjualan juga turun mencapai 48 persen.

“Kebijakan ini untuk mendorong pemulihan ekonomi lewat industri bisa lebih cepat. Nendang kalo istilahnya“Jelasnya

Ia menuturkan, bahwa pada September hingga Desember 2020 penjualan otomotif sudah mengalami rebound atau pertumbuhan. Namun, rebound tersebut ternyata belum stabil. 

"Memang dalam datanya penjualan dari bulan September sampai dengan Desember itu relatif membaik ada rebound.Tapi di bulan Januari kembali menurun. Jadi belum stabil dari rebound penjualan otomotif. Rebound ini juga belum mengejar keterpurukannya" ujarnya

Ia berharap, dengan diskon PPnBM ini dapat meningkatkan penjualan mobil di tanah air sehingga pabrik - pabrik industri otomotif bisa menggeliat kembali. Pasalnya, Industri otomotif dan pendukungya itu menyumbang tenaga kerja sebesar 1,5 juta tenaga kerja dan rata - rata berkontribusi Rp 700 triliun terhadap PDB.

 "diskon ini diharapkan bisa untuk menjum-start ekonomi, karena pulihnya produksi dan penjualan otomotif akan memiliki multiplayer efek ke industri lainnya" tandasnya. (RAMA)

SHARE