ECONOMICS

Menperin Harap Vaksinasi Buruh di Industri Elektronik Bisa Pacu Ekonomi Nasional

Rina Anggraeni 14/06/2021 14:40 WIB

Pemerintah terus memacu produktivitas dan daya saing industri elektronik agar dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional.

Menperin Harap Vaksinasi Buruh di Industri Elektronik Bisa Pacu Ekonomi Nasional. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah terus memacu produktivitas dan daya saing industri elektronik agar dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional. Apalagi, pemerintah menempatkan sektor ini sebagai prioritas pengembangan sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0.

“Kami mengapresiasi keputusan para pelaku industri yang segera ikut serta dalam program vaksinasi Gotong Royong. Hal ini dapat mendorong para pekerjanya bisa bekerja lebih produktif lagi. Upaya ini akan mempercepat pemulihan ekonomi nasional,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, di Jakarta, Senin (14/6/2021).

Pada kesempatan tersebut, total sebanyak 11.000 tenaga kerja dari PT Philips Industries Batam dan PT Sat Nusapersada Tbk. memperoleh vaksinasi Gotong Royong. Philips Batam adalah perusahaan yang memproduksi home appliances, sedangkan Satnusa memproduksi peralatan teknologi informasi (IT).

“Kota Batam yang memiliki banyak pabrik manufaktur tentunya merupakan salah satu wilayah yang harus waspada dalam masa pandemi, karena menanggung risiko menunda atau berhenti produksi jika banyak tenaga kerjanya yang terpapar Covid-19,” ungkap Agus. 

Pemberian vaksinasi dalam skala besar ini perlu dilakukan agar mendorong kegiatan produksi di sektor industri sehingga dapat membangkitkan kembali perekonomian daerah dan nasional.

Selama masa pandemi, Philips Batam masih dapat menjaga tingkat utilisasi produksinya relatif stabil, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Strategi pemasaran ekspor 100% yang terdiversifikasi ke berbagai wilayah dan negara menjadi kelebihan dari perusahaan.

Di sisi lain, perusahaan juga berusaha dapat masuk ke pasar dalam negeri. Secara kemampuan produksi, perusahaan sudah mampu memproduksi produknya dengan nilai lokal mencapai 40%-70%.

“Kami mengapresiasi kinerja perusahaan yang sangat gigih melakukan proses produksi di tengah masa pandemi ini. Seperti kita ketahui, akibat adanya pandemi ini, banyak kebijakan seperti pembatasan sosial ataupun lockdown di luar negeri yang tentu memengaruhi permintaan perusahaan,” ujar Agus. (TYO)

SHARE