Menperin Lepas Ekspor 10 Ribu Ton Baja Lapis ke AS, Nilainya Rp205,4 Milliar
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melepas ekspor baja lapis produksi PT Tata Metal Lestari dengan volume mencapai 10 ribu ton ke Amerika Serikat.
IDXChannel - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melepas ekspor baja lapis produksi PT Tata Metal Lestari dengan volume mencapai 10 ribu ton ke Amerika Serikat (AS). Nilai total dari ekspor baja itu mencapai USD12,6 juta atau setara Rp205,4 milliar.
Pelepasan Ekspor Baja PT Tata Metal Lestari ke AS ini merupakan pencapaian strategis hasil kerja sama dengan PT Krakatau Baja Industri dalam hal suplai bahan baku berupa baja canai dingin.
Agus mengatakan ekspor ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan produk baja lapis berkualitas tinggi dan memenuhi standar internasional, sekaligus membuktikan bahwa industri baja Indonesia semakin mampu bersaing di pasar internasional.
"Saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada PT Tata Metal Lestari, atas kinerja ekspor yang luar biasa, secara khusus di pasar Amerika Serikat," kata Agus dalam sambutannya pada acara Pelepasan Ekspor Produk Baja Lapis ke Amerika Serikat, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (18/7/2025).
Agus juga menyatakan kebanggaannya terhadap hasil produksi baja tanah air. Sebab, meskipun tarif impor baja mencapai 50 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata tarif produk lain yang berkisar 19 persen, namun AS tetap bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan baja lapisnya.
“Ini menjadi celah yang berhasil dimanfaatkan oleh industri nasional. Amerika tetap membutuhkan baja lapis, dan Indonesia mampu menyediakannya dengan kualitas tinggi,” ujarnya.
Menperin memberikan apresiasi tinggi kepada PT Tata Metal Lestari atas keberhasilannya menembus pasar ekspor AS di tengah kebijakan proteksionis yang ketat. Keberhasilan ini sebagai wujud ketangguhan industri manufaktur Indonesia dalam menghasilkan produk berstandar global.
“Saya bangga dan mengapresiasi capaian luar biasa ini. Produk baja lapis yang diekspor tidak hanya memenuhi standar internasional, tetapi juga menunjukkan daya saing industri baja nasional yang terus meningkat,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, VP of Operations PT Tata Metal, Stephanus Koeswandi menyampaikan bahwa ekspor ke AS kali ini merupakan bagian dari ekspansi agresif perusahaan ke pasar global.
“Bulan Februari kami ekspor 5 ribu ton, kemudian setiap bulan terus meningkat hingga Juli ini kami ekspor 10 ribu ton, atau sekitar 14,5 persen dari total target ekspor 2025 yang mencapai 69 ribu ton,” ujar Stephanus.
Menurut Stephanus, peningkatan ekspor tahun 2025 ini telah mencapai 133 persen dibandingkan 2024.
“Ini adalah bukti bahwa produk nasional mampu menjawab kebutuhan industri konstruksi global, khususnya di pasar Amerika yang tetap terbuka,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dengan kontribusi ekspor sebesar 30–40 persen terhadap total penjualan Tata Metal, kegiatan ini menjadi salah satu penopang penting bagi penguatan ekonomi nasional berbasis industri, sekaligus membuka lebih banyak lapangan kerja di sektor hilir.
Pelepasan kali ini, ada tiga produk yang akan diekspor, yakni BJLAS (Baja Lapis Aluminium Seng) bermerek Nexalume, BJLS (Baja Lapis Seng) bermerek Nexium, BJLS Warna bermerek Nexcolor.
“Produk yang diekspor telah melalui proses pelapisan baja dan pelapisan warna sesuai standar kualitas internasional, dan digunakan sebagai bahan baku roll-former untuk industri konstruksi di AS,” tukasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Krakatau Steel, Muhamad Akbar Djohan mengemukakan, sinergi kedua perusahaan ini menjadi pondasi penting dalam memperkuat ekosistem industri baja nasional.
“Krakatau Baja Industri memiliki keandalan manufaktur dalam memproduksi baja lembaran dingin (CRC) unggulan yang berkualitas tinggi dan diakui di pasar dunia,” ujarnya.