ECONOMICS

Menperin Sebut Industri Padat Karya dan Otomotif Dapat Insentif Menggiurkan di 2025

Tangguh Yudha 16/12/2024 12:58 WIB

Menperin mengatakan industri manufaktur, terutama sektor otomotif dan pada karya, bakal mendapat insentif yang menggiurkan pada 2025.

Menperin Sebut Industri Padat Karya dan Otomotif Dapat Insentif Menggiurkan di 2025. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri manufaktur, terutama sektor otomotif dan pada karya, bakal mendapat insentif yang menggiurkan pada 2025. Hal itu untuk mendorong pertumbuhan industri.

"Pemerintah memberikan perhatian yang besar terhadap sektor manufaktur dengan memberikan insentif atau stimulus terhadap sektor otomotif, yang mana kita ketahui bersama sektor otomotif memang sedang mengalami tekanan, dengan sales yang cukup tertekan," kata dia dalam acara konferensi pers Paket Kebijakan Ekonomi untuk Kesejahteraan yang berlangsung di Jakarta, Senin (16/12/2024).

Menperin menyebut pemerintah telah menyiapkan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) untuk tiga brand mobil listrik, yakni BYD, Citroen dan Aion yang telah memberikan komitmen untuk membangun fasilitas produksi atau pabrik di Indonesia.

"Ketiga merek tersebut akan menikmati insentif stimulus bea masuk 0 persen dan PPnBM DTP (Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah) sebesar 15 persen,” ujarnya.

Di sisi lain insentif juga diberikan kepada produsen mobil hybrid. Menperin pun mendorong para produsen mobil hybrid untuk mendaftarkan mereknya kepada kami agar tahun depan bisa menikmati insentif stimulus yang sudah disiapkan pemerintah.

Selain kepada sektor otomotif, pemberian insentif juga berlaku untuk industri padat karya. Menperin menyebut pemerintah menyiapkan insentif stimulus untuk menjaga kinerja industri padat karya melalui skema pembiayaan dengan tujuan untuk membantu meningkatkan produktivitas industri.

"Tujuannya tentu untuk mendukung kebutuhan pembiayaan dalam rangka merevitalisasi mesin, ini penting karena mesin menjadi kunci agar proses produksi lebih efisien dan juga meningkatkan produktivitas. Dan juga kredit investasi, untuk mengakomodir kebutuhan kredit modal kerja dengan subsidi 5 persen," tutur Menperin.

(Febrina Ratna)

SHARE