ECONOMICS

Mentan Genjot Optimalisasi 500 Ribu Hektar Lahan di Kalteng untuk Lumbung Pangan

Tangguh Yudha 01/09/2024 15:00 WIB

Mentan mengatakan program optimasi lahan (Oplah) seluas 500.000 hektare di Kalimantan Tengah (Kalteng) bakal digenjot untuk mewujudkan lumbung pangan nasional.

Mentan Genjot Optimalisasi 500 Ribu Hektar Lahan di Kalteng untuk Lumbung Pangan. (Foto: MMC Media)

IDXChannel - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiaman mengatakan program optimasi lahan (Oplah) seluas 500.000 hektare di Kalimantan Tengah (Kalteng) bakal digenjot untuk mewujudkan lumbung pangan nasional.

Menurutnya, program tersebut harus segera dilaksanakan untuk mengantisipasi darurat pangan yang tidak hanya mengancam Indonesia tapi juga dunia.

"Presiden terpilih memerintahkan kepada saya untuk bergerak cepat mengatasi darurat pangan. Kenapa? Karena pangan tidak bisa ditunda dan sangat krusial," ujarnya, Rabu (28/8/2024).

Lebih lanjut, Mentan, mengatakan pemerintah sudah menyiapkan anggaran tahun 2025 khusus untuk pengoptimalan program Oplah seluas 1 juta hektare.

Termasuk 500.000 di antaranya lahan yang ada di Kalimantan Tengah. Dia ingin, program ini berhasil dan menjadi catatan sejarah bagi bangsa Indonesia.

"Gerakan ini sudah lama direncanakan sejak jaman kemerdekaan. Namun kita baru mulai hari ini dan harus berhasil. Mudah-mudahan 2 hingga 3 tahun ke depan ini menjadi kenyataan dan kita tidak perlu mengimpor beras," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Moh. Arief Cahyono,  menambahkan program oplah tersebar di sejumlah provinsi. Di antaranya Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Merauke dan Sumatera Utara.

"Pak Menteri ingin mempersiapkan agar lahan yang ada di Kalimantan Tengah ini betul-betul dikelola dengan baik yang mana ini bagian dari upaya kita untuk melakukan antisipasi darurat pangan," katanya.

Menurut Arief, pemerintah sampai saat ini terus bekerja memaksimalkan semua potensi lahan di seluruh Indonesia. Ke depan, Indonesia diharapkan mampu mewujudkan swasembada hingga menjadi lumbung pangan dunia.

"Apabila ini sudah bisa diselesaikan dan dikerjakan oleh Kementerian Pertanian maka tidak ada lagi kekhawatiran kita terhadap stok beras. Kita juga berharap tahun depan sudah tidak ada lagi impor beras dan kita sudah bisa swasembada dalam 1 - 2 tahun ke depan," tuturnya.

(Febrina Ratna)

SHARE