Menteri ESDM Sebut Simbara buat Nikel dan Timah Diluncurkan 25 Juni 2024
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan, Sistem Informasi Pengelolaan Mineral dan Batu Bara (Simbara) untuk nikel dan timah akan diluncurkan pada 25 Juni 2024.
IDXChannel - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, Sistem Informasi Pengelolaan Mineral dan Batu Bara (Simbara) untuk nikel dan timah akan diluncurkan pada 25 Juni 2024.
"(Simbara gimana Pak?) 25 Juni," ujar Arifin saat ditemui di Gedung Ditjen Migas, Jakarta Selatan, Jumat (14/6/2024).
Sebagai informasi, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan telah mendesak kementerian dan lembaga (K/L) agar mempercepat akselerasi Sistem Informasi Pengelolaan Mineral dan Batu Bara (Simbara) yang akan digunakan untuk transaksi nikel dan timah.
Luhut juga meminta kepada semua K/L terkait untuk segera melapork kepada dirinya jika ada yang menghambat proses implementasi dari sistem tersebut. Diakuinya, arahan itupun telah dibahas dalam Rakor Progres Implementasi Simbara untuk Komoditas Nikel Timah, Senin (10/6/2024).
Luhut meminta semua K/L segera berkoordinasi agar Simbara bisa diimplementasikan untuk dua komoditas itu.
"Kita bisa kok, Anda hebat-hebat kok, jangan ragu-ragu hajar aja, saya yang perintah. Tidak peduli mau pangkatnya apa, kecuali pangkatnya lebih tinggi dari saya, ya,” kata Luhut dikutip MNC Portal Indonesia dari akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, Senin (10/6/2024).
Luhut menuturkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sudah mengeluarkan perintah agar Simbara bisa diimplementasikan untuk nikel dan timah secepat mungkin sebelum masa jabatannya berakhir pada Oktober 2024.
Katanya, Kepala Negara itu pun meminta hal itu dibahas lewat rapat terbatas (Ratas) dan dilaksanakan pekan depan, tapi Luhut meminta diberi waktu dua pekan untuk menyelesaikan hal tersebut.
"Presiden sudah minta sama saya tadi ‘Pak Luhut sebelum term saya selesai ini harus semua selesai’, saya bilang sudah pak, akan kita selesaikan. Sekarang ayo kita ramai-ramai kerubutin, kalau kurang orang kita bisa perbantukan nanti," terang Luhut.
Lebih detail, Luhut menyebutkan dirinya juga sudah menelepon Menteri ESDM Arifin Tasrif untuk merampungkan hal tersebut. Hal itu lantaran sudah enam bulan namun persoalan ini belum kunjung rampung.
Padahal, menurutnya, Simbara dapat memberi berbagai manfaat dalam tata kelola mineral dan batu bara (minerba) tanah air, mulai dari optimalisasi penerimaan negara, peningkatan kepatuhan pelaku usaha, sampai efektivitas pengawasan bersama antar K/L. Luhut mengatakan bahwa Simbara dapat membuat penerimaan negara meningkat Rp6,5 triliun.
"Apalagi nanti kalau Kemenkeu bisa masuk sekaligus nanti bisa diperbaiki, ini usulan saya nanti, semua pengeluaran IUP (Izin Usaha Pertambangan) dari pertambangan itu harus align dengan sistem yang ada di Simbara. Berapa luasnya, jumlah cadangannya, berapa produksi, nanti RKAB-nya pun gitu, menyesuaikan itu. Jadi jangan nanti sudah dia habis, masih dikeluarin RKAB-nya juga, atau diambil lah nanti dari tempat lain, itulah yang membuat penerimaan negara jadi kacau," kata dia.
(YNA)