ECONOMICS

Minyak Goreng Langka Lagi? Pembelian di Ritel Bekasi Dibatasi 2 Liter per Konsumen

Advenia Elisabeth/MPI 27/03/2022 14:43 WIB

Ketersediaan minyak goreng justru kembali terbatas di ritel modern, khususnya Bekasi pasca pemerintah cabut HET dan lepas harga migor di level keekonomian.

Minyak Goreng Langka Lagi? Pembelian di Ritel Bekasi Dibatasi 2 Liter per Konsumen. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Setelah sebelumnya diklaim pasokan minyak goreng kemasan dan curah aman, Pemerintah kini telah mencabut Harga Eceran Tertinggi (HET) dan melepas harga minyak goreng sesuai dengan harga keekonomian. Namun ketersediaannya justru kembali terbatas di ritel modern, khususnya Bekasi.

Berdasarkan pantauan tim MNC Portal di Superindo, Bekasi pada Minggu (27/3), minyak goreng sawit yang tersedia hanya merek Fitri. Padahal sebelum HET dicabut, ritel ini menyediakan minyak goreng dengan merek lain seperti Bimoli, Sania, dan Tropical.

Adapun harga yang dibanderol pada minyak goreng Fitri seharga Rp 24.400 per liter. Pegawai ritel menyebut, untuk pembelian pun dibatasi, tiap konsumen hanyak boleh membeli maksima 2 liter dalam satu hari.

"Pembeliannya dibatasi. Satu konsumen cuma boleh beli 2 liter per hari," kata pegawai ritel, Roni saat bertemu MNC Portal di depan rak penyimpanan minyak goreng.

Roni menjelaskan, pembatasan pembelian tersebut lantaran stok minyak goreng yang masuk ke gudang penyimpanan dari distributor minim alias terbatas.

"Itu dibatasin karena dari distributornya ngirim ke sini nggak banyak. Biar pada kebagian, makanya dari pihak Superindo kasih pembatasan pembelian," terangnya.

Sejak harga minyak goreng mahal, ungkap Roni, merek-merek yang terkenal jarang masuk. Melainkan yang masuk adalah merek-merek tidak terkenal sebelumnya.

"Susah barangnya. Yang dateng malah merek yang nggak terkenal. Yang sekarang muncul di pasar-pasar itu," beber Roni.

Tambah Roni, sejak harga minyak goreng mengalami kenaikan, rak minyak goreng jarang dijumpai konsumen. Berbeda saat minyak goreng masih dipatok Rp 14.000 per liter.

"Sekarang udah nggak ada panic buying. Malahan konsumen malas beli. Karena mahal itu, dan merek minyaknya nggak terkenal," pungkasnya. (FHM)

SHARE