ECONOMICS

MRT Jakarta Desak Penyelesaian BED Fase 3, Kemenhub: Masih Sesuai Jadwal

Heri Purnomo 26/01/2023 13:19 WIB

Kemenhub didesak menyelesaikan BED MRT Fase 3 rute Balaraja-Cikarang karena MRT Jakarta ingin melakukan groundbreaking pada 2024.

MRT Jakarta Desak Penyelesaian BED Fase 3, Kemenhub: Masih Sesuai Jadwal. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) didesak untuk menyelesaikan Basic Engineering Design (BED) MRT Fase 3 atau East-West Line rute Balaraja-Cikarang sepanjang 84,10 kilometer. Sebab, PT MRT Jakarta menargetkan groundbreaking  bisa dimulai pada 2024.

Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati, saat ditemui di Museum Nasional, Rabu (25/1/2023) mengatakan tahap BED MRT Fase 3 masih dalam tahap perencanaan. Hal itu sudah sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

Ia juga mengatakan pihaknya masih terus berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam proyek MRT Jakarta Fase 3.

"Intinya semua masih on schedule dan kita koordinasi terus, karena MRT kan ada di bawah pemerintahan Provinsi. Seminggu yang lalu bahkan kita meeting bersama Pak Menko Perekonomian. Jadi so far masih on schedule," kata Adita. 

Adapun ketika ditanya lebih lanjut kapan akan dikeluarkannya hasil dari BED tersebut, Adita belum mau menjawab lebih lanjut hasilnya kapan. 

"Nantilah kita lihat perkembangannya ya," katanya. 

PT MRT Jakarta sebelumnya menargetkan groundbreaking Fase 3 atau East-West Line dilaksanakan pada 2024 mendatang. Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat mengatakan saat ini proyek MRT Jakarta East-West Line Balaraja-Cikarang sepanjang 84,102 kilometer masih dalam tahap BED oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Kita mendesak dan menunggu Kemenhub untuk penetapan segera. Target kita groundbreaking itu dalam momen pendanaan sudah closing itu bisa dilakukan di 2024," kata Dirut MRT Tuhiyat dalam Forum Jurnalis di Gedung Wisma Nusantara, Jakarta, Rabu (25/1/2023).

Tuhiyat mengatakan, perkiraan dana yang dibutuhkan untuk pembangunan proyek MRT Fase 3 sebesar Rp160 triliun. Dia mengatakan bahwa investornya berasal dari Jepang yang ditandai oleh Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh Menteri Perhubungan Indonesia, PJ Gubernur DKI Jakarta, dan Menteri Transportasi dari Jepang pada saat acara G20 lalu. 

"Anggaran awal itu dinamis sangat tergantung kondisi ekonomi, dan itu ancer kita di Rp160 triliun," ujarnya.

Tuhiyat mengatakan bahwa akan ada sebanyak 49 stasiun di East-West Line dengan 49 transit oriented development (TOD). Dia mengatakan pembangunan TOD juga akan dilakukan secara serentak dengan konstruksi stasiun. 

(FRI)

SHARE