ECONOMICS

Musnahkan Pakaian Bekas Impor, Mendag Diprotes Tekan Bisnis Thrifting

Avirista M/Kontributor 13/05/2023 15:54 WIB

Mendag Zulhas menyebut diprotes banyak orang karena memusnahkan pakaian bekas impor. Salah satu alasannya yaitu karena bisnis thrifting menghancurkan UMKM.

Musnahkan Pakaian Bekas Impor, Mendag Diprotes Tekan Bisnis Thrifting. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Pemerintah akhir-akhir ini gencar memusnahkan pakaian bekas impor untuk menekan bisnis thrifting. Hal itu dilakukan untuk menyelematkan UMKM dan industri tekstil di dalam negeri.

Hal itu dikisahkan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan saat berbicara di acara Talkshow bertemakan “Restorasi SDM Unggul untuk Kemandirian Ekonomi” di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), pada Sabtu (13/5/2023).

Menurut dia, pakaian bekas impor dari luar negeri itu menjadi hambatan dan musuh bagi UMKM di dalam negeri. Oleh karena itu pemerintah bersama beberapa lembaga kementerian memberanikan diri untuk memusnahkannya.

"Hambatan yang memusnahkan yang akan menghancurkan UMKM kita yaitu selundupan pakaian bekas, biasa walaupun saya banyak diprotes orang," ucap Zulkifli Hasan,

Menurutnya, pakaian bekas atau thrifting yang masuk ke Indonesia ternyata sudah menguasai dan mengambil alih pangsa pasar UMKM dalam negeri sebesar 32 persen. Padahal pakaian bekas itu disebutnya, tidak membayar pajak hingga tidak menyerap tenaga kerja pada proses pembuatannya karena berasal dari luar negeri.

"Itu sudah menguasai pasar UMKM kita kira-kira 32 persen, tidak bayar pajak, nyelundup, dia tidak ada tenaga kerja karena bekas, enggak ada biaya apapun, oleh karena itu kita perangi," papar pria kelahiran Lampung 62 tahun ini.

Ia khawatir bila pakaian bekas itu terus berkembang maka produk-produk fashion anak-anak muda Indonesia bisa kalah bersaing. Maka pemerintah memutuskan berani mengantisipasi itu agar pasar produk fashion pakaian dalam negeri bisa berkembang.

"Kalau anak-anak belajar mengembangkan usaha itu yang akan pasar direbut oleh selundupan. Kita harus menciptakan pemerintah agar ekosistem ekonomi dalam negeri menunjang, ntar kita bisa take off untuk menyerbu pasar dunia, nggak siap bagaimana kita mau take off keluar," terangnya.

Zulhas menambahkan, bila perlu merapikan kebijakan di dalam negeri sambil mengembangkan pelaku-pelaku UMKM agar bisa bersaing ke luar negeri untuk merambah ekspor. Hal ini demi meningkatkan brand produk-produk Indonesia di dunia internasional agar terwujud Indonesia sebagai negara maju.

"Oleh karena itu di dalam negeri kita rapikan, kita kembangkan, lingkungannya ekosistemnya kita perbaiki baru kita bisa menggempur pasar dunia, menguasai  pasar dunia. tanpa itu Indonesia emas tahun 2045 tentu sekedar menjadi cita-cita," tandasnya.

(FRI)

SHARE