Naik 500 Persen, PTPN III Raup Laba Rp4,6 Triliun
Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III (Persero) menorehkan kenaikan laba hingga 500 persen di akhir 2021.
IDXChannel - Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III (Persero) menorehkan kenaikan laba hingga 500 persen di akhir 2021. Perusahaan Induk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang perkebunan ini mampu membukukan sebesar Rp4,64 triliun.
Pencapaian tersebut meningkat Rp5,73 triliun atau sekitar 500 persen dibandingkan laba perusahaan pada 2020 lalu, di mana saat itu PTPN Group masih mengalami kerugian sebesar Rp1,14 triliun.
Capaian laba bersih konsolidasian tersebut diperoleh dari penjualan sebesar Rp53,57 triliun atau 32 persen di atas pencapaian tahun lalu. Sementara itu, EBITDA tercatat sebesar Rp14,18 triliun, atau naik sebesar 206,69 persen dibandingkan tahun lalu, atau 124,26 persen di atas yang dianggarkan pada tahun 2021.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani menyebut peningkatan kinerja perusahaan adalah buah dari keberhasilan transformasi yang telah dijalankan perusahaan sejak 2 tahun terakhir.
Dia mencatat, upaya transformasi PTPN berhasil memberikan dampak positif pada kinerja keuangan perseroan pada 2021. Peningkatan laba bersih perusahaan ditunjang oleh peningkatan pendapatan perusahaan, dari Rp39,39 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp53,57 triliun atau 36,00 persen di atas pencapaian tahun lalu.
"Kami akan terus memacu pertumbuhan pendapatan usaha, melalui peningkatan produksi dan produktivitas, serta optimalisasi operasional baik di hulu maupun hilir. Pada komoditas tebu dan gula misalnya, kami akan fokus meningkatkan produktivitas lahan tebu serta merevitalisasi pabrik gula melalui anak perusahaan yang kami dirikan yaitu PT Sinergi Gula Nusantara (SGN)," ungkap Ghani, Rabu (13 per 4 per 2022).
Restrukturisasi organisasi, resrukturisasi utang, program transformasi EBITDA , serta transformasi digital, kata dia, menjadi faktor utama keberhasilan transformasi PTPN Group. Restrukturisasi Organisasi dilakukan dengan mengubah dari sebelumnya strategic holding menjadi operating holding.
Selain itu, PTPN Holding melakukan transformasi digital sehingga dapat mengeskalasi tingkat efisiensi dan efektivitas pekerjaan agar lebih optimal. Salah satu program kunci transformasi yang paling berperan adalah restrukturisasi utang, di mana PTPN Holding melakukan perbaikan kinerja keuangan agar tercapai bisnis yang berkelanjutan, komprehensif, dan transparan.
Manajemen PTPN Group juga memperbaiki kesehatan finansial perusahaan. Salah satunya adalah menurunkan liabilitas jangka pendek melalui program restrukturisasi utang kepada perbankan. Pada tahun 2020, total liabilitas jangka pendek jatuh tempo sebesar Rp38,19 triliun pada 2021 turun menjadi Rp20,03 triliun.
Turunnya liabilitas jangka pendek ini membuat manajemen mampu membiayai ekspansi bisnis, dan memperbaiki arus kas (cash flow), serta memberikan ruang kepada perusahaan untuk meningkatkan belanja modal.
“Program Transformasi EBITDA yang mulai digulirkan pada awal triwulan II tahun 2021, juga memberikan kontribusi signifikan terhadap capaian kinerja di tahun 2021," ungkap Ghani.
Inisiatif strategis berupa transformasi EBITDA dilakukan melalui implementasi program Revenue Enhancement, Organizational Excellence, Zero Based Budgeting, Logistic Optimization, Procurement Excellence, Operations Control Tower, Cash Office, Management Review Cycle, dan Strategic Transformation Office.
Hasilnya adalah tercapainya peningkatan revenue dan efisiensi biaya dan operasional dengan melakukan perbaikan-perbaikan fundamental untuk keberlangsungan bisnis sehingga dapat menjadi juara.
"Penerapan operational excellence secara konsisten telah memberikan dampak kepada peningkatan kinerja operasional, hal ini antara lain tercermin dari peningkatan produksi dari komoditi utama dibandingkan tahun sebelumnya," tutur dia.
Pada 2021 lalu, total produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit mencapai 12,47 juta ton, meningkat 13,36 persen dibandingkan periode yang sama pada 2020. Peningkatan produksi TBS diikuti oleh peningkatan produksi Crude Palm Oil (CPO) yaitu sebesar 2,68 juta ton, meningkat 12,57 persen dibandingkan pada tahun 2020.
Di samping itu terjadi peningkatan produktivitas TBS dan CPO masing-masing menjadi 21,07 ton per ha dan 4,83 ton per ha, atau masing-masing meningkat 7,18 persen dan 7,51 persen dari tahun 2020. Terhadap Harga Pokok Produksi (HPP) komoditi sawit terjadi penurunan dari Rp4.161 per kg menjadi Rp3.956.
Kondisi tersebut juga didukung oleh realisasi harga jual rata-rata CPO PTPN pada tahun 2021 sebesar Rp11.293 per kg, meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya mencapai rata-rata Rp8.521 per kg, sehingga berdampak kepada peningkatan pendapatan dan laba korporasi cukup signifikan.
Untuk komoditi karet, realisasi total produksi karet pada tahun 2021 adalah sebesar 171 ribu ton atau meningkat 7,21 persen dibandingkan pada tahun 2020. Sementara produksi gula pada tahun 2021 adalah 768,6 ribu ton atau meningkat 9,42 persen dari tahun sebelumnya. (TYO)