Negara dengan Perokok Pria Terbanyak, Indonesia Nomor Satu
Indonesia menduduki peringkat teratas dengan rasio perokok pria mencapai 70,4 persen.
IDXChannel - Sejumlah negara berada pada daftar perokok pria terbanyak di dunia. Indonesia menduduki peringkat teratas dengan rasio perokok pria mencapai 70,4 persen.
Melansir laporan resmi Our World in Data, Selasa (21/11/2023), Indonesia menjadi nomor satu dengan Myanmar dan Bangladesh berada di peringkat selanjutnya. data tersebut diolah berdasarkan persentase pria berusia 15 tahun ke atas yang merokok dalam bentuk apa pun, termasuk rokok, cerutu/sigar, pipa atau produk tembakau lainnya.
Berikut 15 negara dengan rasio perokok pria tertinggi di dunia. (Lihat tabel di bawah.)
Myanmar menjadi negara dengan rasio perokok pria kedua terbanyak di dunia, jumlahnya mencapai 68,5 persen. Angka tersebut relatif turun jika dibandingkan dengan jumlah perokok pria di negara tersebut pada 2000 yang mencapai 83,8 persen.
Peringkat selanjutnya adalah Bangladesh. Sama seperti Myanmar, tingkat perokok pria di Bangladesh menurun sejak 2000 dari 66,7 persen menjadi 52,2 persen.
Sebagai negara penghasil tembakau terbesar di dunia berdasarkan data Statista, China juga masuk ke dalam lima besar dengan jumlah perokok pria mencapai 49,4 persen.
Negara lainnya seperti Mesir (48,1 persen), Malaysia (43,8 persen), Turki (42,1 persen), dan India (41,3 persen) turut masuk dalam daftar perokok pria terbanyak di dunia.
Peluang Turunkan Angka Perokok
Mengutip Okezone.com, Senin (20/11/2023), Tikki Pangestu, mantan Direktur Riset Kebijakan dan Kerja Sama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyebut bahwa Indonesia memiliki peluang untuk menurunkan angka perokok dengan mengoptimalkan produk tembakau alternatif.
Menurutnya, jumlah perokok di Indonesia sudah mencapai 69,1 juta orang. Oleh karena itu, pemerintah harus mendukung penggunaan tembakau alternatif.
Swedia dan Norwegia dapat menjadi contoh bagi Indonesia karena telah berhasil mengurangi jumlah perokok dengan menggunakan produk tembakau alternatif seperti kantong nikotin, rokok elektronik, dan produk tembakau yang dipanaskan.
"Saya sangat terkesan dengan apa yang terjadi di Swedia dan Norwegia. Saya berharap hal itu bisa terjadi di Indonesia,” kata Tikki Pangestu, dikutip Senin (20/11).
Menurut penjelasan Tikki, per November 2022, Swedia mengumumkan tingkat merokok turun menjadi 5,16 persen, dari sebelumnya 11 persen pada 2015, menjadikan Swedia sebagai negara bebas asap pertama di Eropa
Ini diwujudkan melalui strategi pengurangan bahaya tembakau dengan memaksimalkan produk tembakau alternatif.
Tikki merekomendasikan agar pemerintah Indonesia menghilangkan berbagai hambatan untuk mengoptimalkan potensi produk tembakau alternatif, termasuk kebijakan ekonomi, politik, dan sosial-budaya. (ADF)