ECONOMICS

Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan III-2022 Defisit USD1,3 Miliar

Nia Deviyana 18/11/2022 15:23 WIB

Meski defisit, Bank Indonesia mengatakan NPI masih kuat dalam menopang ketahanan eksternal.

Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan III-2022 Defisit USD1,3 Miliar. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III 2022 defisit USD1,3 miliar.  Meski defisit, Bank Indonesia mengatakan NPI masih kuat dalam menopang ketahanan eksternal, dengan posisi cadangan devisa pada akhir September 2022 sebesar USD130,8 miliar atau setara dengan pembiayaan 5,7 bulan impor.

Sementara itu, kinerja transaksi berjalan pada triwulan III 2022 semakin solid dengan melanjutkan tren peningkatan surplus, didukung kinerja ekspor nonmigas yang semakin kuat. 

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono memaparkan transaksi berjalan mencatat surplus sebesar USD4,4 miliar (1,3% dari PDB), lebih tinggi dari capaian triwulan sebelumnya sebesar USD4,0 miliar (1,2% dari PDB). 

Membaiknya kinerja transaksi berjalan tersebut bersumber dari peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas seiring dengan tetap kuatnya permintaan ekspor dari negara mitra dagang dan harga komoditas global yang masih tinggi, serta berkurangnya defisit neraca perdagangan migas sejalan dengan penurunan harga minyak dunia. 

Defisit neraca pendapatan primer juga sedikit lebih rendah seiring dengan penurunan pembayaran imbal hasil investasi langsung. 

Di sisi lain, defisit neraca jasa tercatat lebih tinggi sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat dan berlanjutnya pemulihan ekonomi domestik. 

Surplus neraca pendapatan sekunder juga sedikit turun sehingga menahan peningkatan surplus transaksi berjalan lebih lanjut.

Kemudian, kinerja transaksi modal dan finansial pada triwulan III 2022 mencatat defisit sebesar USD6,1 miliar (1,8% dari PDB), lebih tinggi dibandingkan dengan defisit USD1,2 miliar (0,3% dari PDB) pada triwulan II 2022. 

Meski demikian, investasi asing langsung membukukan surplus yang tetap tinggi sejalan dengan optimisme investor terhadap prospek perbaikan ekonomi dan iklim investasi domestik yang terjaga. 

Sementara itu, aliran keluar neto investasi portofolio meningkat akibat ketidakpastian di pasar keuangan global yang semakin tinggi dan kebutuhan pembayaran surat utang swasta yang jatuh tempo. Transaksi investasi lainnya juga mencatat kenaikan defisit disebabkan oleh peningkatan aset swasta, terutama yang terkait dengan operasional kegiatan usaha.

"Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan yang didukung koordinasi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal," ujar Erwin. (NIA)

Penulis: Ahmad Dwiantoro

SHARE