ECONOMICS

OECD Bantu RI Kaji Peluang dan Tantangan Ekosistem Semikonduktor

Suparjo Ramalan 22/07/2024 19:40 WIB

Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) melalui tim fact finding mission mulai mengkaji semikonduktor di Indonesia.

OECD Bantu RI Kaji Peluang dan Tantangan Ekosistem Semikonduktor. (Foto: Dok. Kemenko Perekonomian)

IDXChannel - Pemerintah terus mendorong mesin ekonomi baru untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satunya melalui perkembangan industri semikonduktor.

Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Edi Prio Pambudi, mengatakan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) melalui tim fact finding mission mulai mengkaji semikonduktor di Indonesia.

“Tim OECD akan membantu pemerintah untuk mengidentifikasi peluang dan tantangan di Indonesia dalam pengembangan ekosistem semikonduktor,” ujar Edi, Senin (22/7/2024). 

Hal itu juga berkaitan dengan proses aksesi Indonesia bergabung dalam organisasi internasional tersebut.

Menurutnya, kunjungan OECD untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang ekosistem semikonduktor Indonesia. Caranya dengan bertemu dengan berbagai lembaga pemerintah yang terlibat dalam pembuatan kebijakan semikonduktor dan pemangku kepentingan lainnya seperti pelaku industri, asosiasi, organisasi buruh, dan civil society.

Tim OECD dipimpin oleh Ekonom Senior dari Direktorat Sains, Teknologi dan Inovasi Guy Lalanne bersama tiga orang ekonom lainnya. Isu yang dibahas sebagian besar berkaitan dengan kebijakan, konfirmasi data, serta identifikasi peluang dan tantangan pengembangan industri semikonduktor di dalam negeri.

Indonesia dipastikan mempercepat pembangunan ekosistem semikonduktor, mulai dari hulu hingga hilir. Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah siap memperkuat empat pilar pendukung industri yakni infrastruktur, keterampilan atau sumber daya manusia. rantai pasokan, dan lingkungan pendukungnya.

Tim OECD masih akan melakukan analisa mendalam terhadap ekosistem semikonduktor Indonesia selama enam bulan ke depan. 

(FRI)

SHARE