ECONOMICS

Okupansi Hotel 50 Persen, Uji Coba Ganjil Genap Dinilai Tak Pengaruhi Kunjungan Wisatawan

Putra Ramadhani/Kontri 07/09/2021 10:36 WIB

Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor menggelar pekan pertama uji coba ganjil genap kendaraan yang menuju kawasan Puncak pada akhir pekan kemarin.

Okupansi Hotel 50 Persen, Uji Coba Ganjil Genap Dinilai Tak Pengaruhi Kunjungan Wisatawan (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor menggelar pekan pertama uji coba ganjil genap kendaraan yang menuju kawasan Puncak pada akhir pekan kemarin. 

Namun ternyata, di lapangan uji coba itu tidak berpengaruh bagi tingkat kunjungan wisatawan. Wakil Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bogor Boboy Ruswanto mengatakan bahwa kunjungan wisatawan di kawasan Puncak pada akhir pekan kemarin masih baik. 

Hal itu terlihat dari okupansi mencapai 50 persen. "Sejauh ini tingkat kunjungan masih cukup bagus weekend kemarin ketika berlaku ganjil genap walaupun hanya lama tinggalnya 1 hari. Belum ada penurunan okupansi, masih mencapai 50 persen," kata Boboy kepada MNC Portal, Selasa (7/9/2021). 

Boboy menilai, rekayasa uji coba ganjil genap tidak akan berpengaruh signifikan terhadap kepadatan lalu lintas di kawasan Puncak. Tetapi, pada dasarnya PHRI akan selalu mendukung kebijakan pemerintah selama tidak berpengaruh langsung terhadap kunjungan wisatawan dan pemulihan sektor ekonomi. 

"Posisi kami akan selalu mendukung kebijakan pemerintah asalkan kebijakannya tidak berpengaruh pada pemulihan sektor usaha pariwisata," ungkapnya. 

Hal senada juga dikatakan Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Puncak Teguh Mulyana yang mengaku uji coba ganjil genap tidak berpengaruh terhadap kepadatan lalu lintas di Jalur Puncak. 

"Kendaraan roda empat atau dua tetap ramai apalagi pas hari Sabtu dan Minggu," ucap Teguh.

Dia menambahkan, pihaknya selaku kelompok para pelaku usaha atau pedagang di kawasan wisata Puncak tetap mendukung kebijakan yang dibuat pemerintah. Tetapi, jika kebijakan itu justru memperparah keadaan akan segera disampaikan. 

"Kami hanya mengikuti aja peraturan. Kalau sukses dilanjutkan, kalau malah memperparah nanti akan disampaikan kepada yang membuat peraturan. Tiga tahun yang lalu sempat ada solusi dari Kementrian Perhubungan dengan metode 2-1 di Jalan Raya Puncak. Setelah dipraktekkan ternyata malah semakin macet dan akhirnya dihentikan," bebernya. 

Menurutnya, solusi terbaik hingga sekarang untuk mengatasi kepadatan adalah oneway. Sampai nantinya ada inovasi atau kebijakan lebih besar yang bisa mengatasi persoalan kepadatan di Jalur Puncak. 

"Jalur Puncak harus selalu ada inovasi untuk yang lebih baik. Oneway atau satu jalur adalah yang masih solusi terbaik. Kalau ganjil genap menjadi salah satu solusi lebih baik mungkin yang terbaik, tapi kalau jadi masalah mungkin harus dievaluasi," tutup Teguh. 

Sebelumnya, Bupati Bogor akan segera menggelar pertemuan dengan perwakilan kelompok masyarakat yang ada di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Pertemuan itu untuk mendengarkan masukan dari masyarakat terkait uji coba ganjil genap. 

Kemudian, hasil evaluasi tiga hari dilakukannya uji coba ganjil genap menuju kawasan Puncak pada akhir pekan kemarin memang belum berdampak signifikan mengatasi kepadatan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan masih terjadi kepadatan di salah satunya banyak jalan alternatif menuju Puncak.

(SANDY)

SHARE