ECONOMICS

Omicron Menyebar Cepat, IDI Minta Level PPKM Segera Ditingkatkan

Riezky Maulana 15/01/2022 13:50 WIB

Meluasnya penyebaran covid-19 varian Omicron di Indonesia membuat IDI meminta agar pemerintah segera menaikkan level PPKM.

Omicron Menyebar Cepat, IDI Minta Level PPKM Segera Ditingkatkan (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Meluasnya penyebaran covid-19 varian Omicron di Indonesia membuat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta agar pemerintah segera menaikkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih meminta pemerintah mulai ambil ancang-ancang untuk meningkatkan level dari PPKM. Sebab, kasus Covid-19 varian Omicron menyebar dengan cepat melalui maraknya mobilitas warga. 

"Peningkatan level PPKM itu harus mulai direncanakan pemerintah guna membatasi mobilitas. Kalau tidak, meskipun ini ringan tetap saja kecepatan penularan itu tinggi," jelas Daeng dalam diskusi MNC Trijaya FM, Sabtu (15/1/2022).

Dia mengungkapkan, penularan varian Omicron tak terpaku pada periode usia tertentu. Namun, lebih bagaimana massalnya mobilitas masyarakat. 

"Sebenarnya kalau usia usia begitu dari segi daya tahan tubuh tidak lebih jelek dari lansia komorbid. Mobilitas itu faktor yang mendorong penularan akan lebih cepat lagi," ungkapnya. 

Daeng mengatakan, penyebaran Omicron yang ada di Indonesia sebesar 75 persen disebabkan pelaku perjalanan ke luar negeri. Oleh karenanya, pintu kedatangan haruslah lebih diperketat. 

"Ini mengisyaratkan bahwa seharusnya dan sebaiknya kita perketat itu yang dari luar. Kalau enggak nanti volumenya tambah lagi, meskipun sekarang sudah terjadi transmisi lokal. Tapk kalau volumenya dari luar terus banyak itukan lebih masif," katanya. 

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali mencatat penambahan kasus sebanyak 66 sehingga total menjadi 572 kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa hampir setengahnya telah selesai menjalani isolasi.

“Hampir setengahnya atau sekitar 276 orang telah selesai menjalani isolasi, sedangkan sisanya 296 orang masih isolasi. Dari hasil pemantauan di lapangan, mayoritas gejalanya ringan dan tanpa gejala. Jadi belum butuh perawatan yang serius,” ujar Nadia dalam keterangannya dikutip, Jumat (14/1/2022).

(RAMA)

SHARE