Optimalisasi Digitalisasi Pertamina Panen Dukungan, Ini Penyebabnya
sangat mungkin bagi Pertamina untuk melakukan digitalisasi di seluruh proses bisnis.
IDXChannel - Komitmen PT Pertamina (Persero) dalam mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital dalam mendongkrak kinerja memanen dukungan dari berbagai pihak.
Komitmen tersebut, sebelumnya disampaikan Pertamina dalam Forum Digital BUMN (FORDIGI) Summit 2023, di mana BUMN Migas tersebut bertekad memperkuat upaya digitalisasi di seluruh lini bisnis, mulai dari hulu, pengolahan hingga pemasaran.
Langkah tersebut dilakukan demi mengoptimalkan kinerja operasional perusahaan, sehingga dapat membukukan pertumbuhan yang juga maksimal di masa mendatang.
Salah satu dukungan terhadap upaya tersebut datang dari Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, yang menilai bahwa optimalisasi digitalisasi merupakan keniscayaan global yang tak bisa dielakkan lagi.
Dengan menggenjot digitalisasi di seluruh lini bisnis, maka hal tersebut diyakini bakal dapat meningkatkan efisiensi, kinerja, dan daya saing Pertamina Group secara keseluruhan.
"Digitalisasi akan meningkatkan efisiensi, kinerja, dan daya saing Pertamina. Ini memang dibutuhkan, karena Pertamina harus terus berkompetisi, baik dengan swasta maupun BUMN lain di luar negeri," ujar Faisal, Jumat (29/9/2023).
Menurut Faisal, gelombang digitalisasi dalam industri minyak dan gas (migas) memang diharapkan dapat menekan biaya produksi sekaligus meningkatkan efisiensi.
Begitu pula yang diharapkan terjadi pada Pertamina Group. Pada sektor hulu, misalnya, digitalisasi bakal mampu menekan biaya eksplorasi migas.
"Dengan demikian, biaya operasional jadi lebih rendah, sehingga tingkat pendapatan dan tingkat keuntungan menjadi lebih tinggi," tutur Faisal.
Keuntungan tersebut, disebut Faisal tidak hanya terkait dengan aktivitas eksplorasi saja. Dalam hal manajemen, logistik, industri kilang minyak, dan bahkan pemasaran pun, penerapan digitalisasi tentu menyasar pada efisiensi yang menekan biaya produksi dan juga biaya waktu.
"Jadi waktu produksinya lebih cepat. Tentu saja nanti akan berujung pada tingkat keuntungan yang lebih tinggi," ungkap Faisal.
Sementara, terkait daya saing, Faisal menekankan bahwa digitalisasi merupakan satu keniscayaan dan menjadi tren di masa depan.
Hal tersebut berkaitan dengan konteks nature business yang semakin luas, di mana kebutuhan ekspansif Indonesia tidak hanya perlu dilakukan di Indonesia saja, melainkan juga antarnegara.
Untuk itulah, optimalisasi digitalisasi disebut Faisal memang harus terus didorong. Apalagi di BUMN sekelas Pertamina yang bisnisnya bukan hanya di dalam negeri, namun sudah merambah manca negara.
Dalam kondisi demikian, sangat mungkin bagi Pertamina untuk melakukan digitalisasi di seluruh proses bisnis.
"Sebagai sebuah BUMN besar, digitalisasi Pertamina juga harus lebih advance untuk bersaing dengan BUMN asing. Karena kita tahu, di negara maju, termasuk Temasek di Singapura, rata-rata digitalisasi mereka juga lebih advance," tegas Faisal. (TSA)