Pangkas 97 Rute, Ini Strategi Garuda (GIAA) Selamatkan Keuangan
Guna menyelamatkan keuangan perseroan, PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) melakukan pemangkasan rute penerbangan dari 237 rute menjadi 140 rute saja.
IDXChannel - Guna menyelamatkan keuangan perseroan, PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) melakukan pemangkasan rute penerbangan dari 237 rute yang sudah ada dipotong menjadi 140 rute saja, dengan begitu terdapat 97 rute yang akan ditutup.
Dikutip dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (16/11/2021), emiten berkode GIAA ini juga melakukan beberapa strategi lainnya untuk menyelamatkan keuangan dari utang jumbo.
"Dapat kami sampaikan bahwa sejalan dengan proses restrukturisasi yang ditempuh, Perseroan akan mengoptimalisasi rute penerbangan dengan berfokus pada rute domestik," demikian keterangan manajemen Garuda menanggapi pemangkasan rute kepada BEI.
Manajemen menambahkan, Garuda mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah melalui Kementerian Badan usaha Milik Negara (BUMN) dalam melakukan langkah-langkah restrukturisasi dibantu oleh beberapa konsultan pendukung.
"Bahwa aspek-aspek yang akan dioptimalkan dalam proses penyelamatan Perseroan mencakup namun tidak terbatas pada restrukturisasi melalui in-court settlement maupun out of court settlement melalui negosiasi dengan kreditur."
Kemudian juga beberapa langkah-langkah strategis seperti optimalisasi rute penerbangan, simplifikasi tipe/jenis pesawat untuk mengurangi biaya serta kompleksitas maintenance, melakukan negosiasi ulang kontrak pesawat untuk menerapkan skema power by the hour dan market lease rate, meningkatkan kontribusi kargo serta meningkatkan pendapatan ancillary business.
Berikut strategi utama Garuda untuk mendukung kegiatan operasional Perseroan adalah sebagai berikut:
1. Mengoptimalkan route network Perseroan dengan mengoperasikan rute-rute yang mengkontibusikan keuntungan, dengan fokus awal adalah rute-rute domestik dan rute-rute penerbangan internasional tertentu dengan tujuan pengangkutan kargo.
2. Menyesuaikan jumlah pesawat Perseroan sesuai kondisi pasar serta menyesuaikan jenis dan atau tipe pesawat untuk mensimplifikasi operasional serta mendorong efisiensi biaya.
3. Melakukan negosiasi ulang kontrak sewa pesawat 4. Meningkatkan kontribusi pendapatan kargo melalui optimalisasi belly capacity dan digitalisasi operasional.
5. Meningkatkan kontribusi pendapatan ancillary melalui product unbundling dan ekspansi produk yang ditawarkan.
(TYO)