Buka Opsi Pendanaan Garuda (GIAA), Erick Thohir Tawarkan Suntikan BUMN atau Investor Baru

IDXChannel - Menteri BUMN Erick Thohir memberikan lampu hijau rencana penyuntikan anggaran segar kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk,. Saat ini belum diputuskan skema pendanaan baru bagi Garuda Indonesia.
Erick menyebut, upaya proteksi atau perlindungan terhadap bisnis emiten dengan kode saham GIAA itu akan didiskusikan pihak terkait. Meski begitu, dia memastikan pendanaan baru bagi emiten pelat merah itu bukan bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Ada dua opsi pendanaan yang disebutkan Erick, pertama pembiayaan berasal dari BUMN lain yang cash flow tercatat stabil. Kedua, kemungkinan dibukanya investor baru.
"Ini saya mau duduk, ini konteksnya apa, misalnya BUMN yang menyuntik dengan cash flow atau kembali mengundang lagi secara pasar, ini konteks yang sedang kita lakukan, yang pasti perbaikan Garuda harus dijalankan hari ini," ujar Erick, Selasa (15/11/2021).
Erick sendiri enggan merinci lebih jauh dua opsi pendanaan tersebut. Namun, dari pernyataan Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, pemegang saham meminta pendapat legislator apakah memungkinkan saham saham Garuda diberikan kepada investor baru. Artinya, ada pengurangan saham negara (dilusi).
Saat ini, saham negara mencapai 60,5 persen, Trans Airways sebanyak 28,2 persen, sisanya milik publik sebesar 11,1 persen. Tiko sapaan akrab Kartika mengakui, bila opsi dilusi ditempuh, maka pemerintah tak lagi menjadi pemegang saham mayoritas.
"Bahkan mungkin pemerintah menjadi tidak mayoritas lagi, jadi kami mohon dukungan dari bapak, ibu sekalian," katanya
Menurutnya, pengurangan saham pemerintah di Garuda Indonesia untuk mengurangi utang emiten penerbangan plat merah yang mencapai USD9,8 miliar atau setara Rp139 triliun.
"Hari ini kita masuk dulu restrukturisasi Garuda, dimana, kita harus negosiasi sewa yang ada kasus korupsinya dan ada kemahalannya sampai 28 persen dibandingkan negara lain. Kita jalan ke situ dulu, bukan pilihan yang muda. Setelah ini restrukturisasi, bisnis modelnya kita harus fokus dalam negeri untuk beberapa tahun kedepan untuk menyehatkan keuangan Garuda," tutur Erick. (NDA)