Pasca Pemecatan Direksi, KFD Ditunjuk Jadi Distributor Vaksin Gotong Royong
Kegiatan vaksinasi Covid-19 secara mandiri tersebut mulai dilakukan pada Selasa hari ini.
IDXChannel - PT Kimia Farma (Persero) Tbk menunjuk cucu usahanya, PT Kimia Farma Diagnostika (KFD) untuk mendistribusikan dan melakukan penyuntikan vaksinasi gotong royong kepada karyawan atau buruh perusahaan swasta. Kegiatan vaksinasi Covid-19 secara mandiri tersebut mulai dilakukan pada Selasa hari ini.
Direktur Utama PT Kimia Farma Apotek, Nurtjahjo Walujo Wibowo menyebut, Kimia Farma Group telah melakukan berbagai persiapan untuk kegiatan vaksinasi gotong royong. Langkah itu sesuai dengan arahan pemerintah melalui Kementerian BUMN. Semua lini disiapkan, termasuk perbaikan pelayanan dan manajemen.
"Berbagai pembenahan lainnya di internal PT Kimia Farma Diagnostika (KFD) telah kami lakukan, seperti sistem pengawasan internal, penguatan sistem layanan dan supporting dengan mengedepankan aplikasi digital dan cashless, serta berbagai langkah pembenahan lainnya," ujar Nurtjahjo dalam keterangan pers, Selasa (18/5/2021).
Adapun program vaksinasi bagi karyawan itu menggunakan jenis vaksin Sinopharm. Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 10 Tahun 2021 mencatat, jenis vaksin yang digunakan dalam vaksinasi gotong royong harus berbeda dengan vaksinasi program yang dijalankan pemerintah.
"Sampai saat ini, Indonesia menggunakan tiga jenis vaksin, yaitu Sinovac, Sinopharm, dan AstraZeneca," katanya.
Dia menjamin vaksinasi gotong royong akan dijalankan dengan kualitas yang sama dan profesional, termasuk mengembangkan layanan digital vaksinasi secara end to end mulai dari hulu hingga hilir.
"Melalui sistem ini, dapat dilakukan tracing terhadap identitas peserta vaksinasi, nomor vial vaksin, dan sertifikat vaksin," tutur Nurtjahjo.
KFD menggunakan sistem digital untuk meningkatkan pelayanan end to end dari hulu sampai hilir dalam vaksinasi gotong royong. Corporate Secretary Kimia Farma, Ganti Winarno, mengatakan vaksinasi gotong royong Kimia Farma memiliki berbagai kelebihan, seperti kode batang untuk mempermudah proses pelacakan.
Selain itu digitalisasi pelayanan antrean diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan memudahkan calon penerima vaksin. Kata Ganti, perusahaan akan membantu proses pendaftaran melalui aplikasi Kimia Farma Mobile, mulai dari upload data dan terkoneksi ke dalam sistem informasi satu data.
"Peserta akan mendapatkan notifikasi dan dapat diketahui jam berapa harus antre, kemudian mereka disuntik. Bahkan, kita bisa langsung scan vial ID," ujar dia.
Sebelumnya Kementerian BUMN memecat seluruh direksi Kimia Farma Diagnostik (KFD). Langkah ini diambil sebagai tindak lanjut atas kasus antigen bekas yang terjadi di Bandara Kualanamu, beberapa waktu lalu. (TIA)