ECONOMICS

Pasokan dari Rusia Dikurangi, UE Ajak Anggotanya Pangkas Penggunaan Gas

Yulistyo Pratomo 26/07/2022 13:12 WIB

Langkah Rusia untuk mengurangi pasokan gasnya ke negara-negara Eropa langsung mendapatkan reaksi dari Uni Eropa (UE).

Pasokan dari Rusia Dikurangi, UE Ajak Anggotanya Pangkas Penggunaan Gas. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Langkah Rusia untuk mengurangi pasokan gasnya ke negara-negara Eropa langsung mendapatkan reaksi dari Uni Eropa (UE). Tak hanya itu, organisasi tersebut lantas mengajak seluruh anggotanya untuk lebih hemat energi.

UE saat ini tengah membuat proposal darurat akan segera mendapat persetujuan dari negara-negara Uni Eropa untuk mengekang permintaan gas mereka pada Selasa, dengan jalan keluar yang memungkinkan mereka untuk mengikuti jalur nasional yang berbeda dalam mempersiapkan pengurangan pasokan Rusia.

Eropa menghadapi tekanan gas lebih lanjut minggu ini, setelah Gazprom Rusia mengatakan akan kembali mengurangi aliran ke Eropa melalui pipa Nord Stream 1. Dengan selusin negara Uni Eropa sudah menghadapi pengurangan pasokan Rusia, Brussel memberi peringatan adanya potensi pemutusan penuh - dan mendesak negara-negara untuk melakukan penghematan gas dan menyimpannya untuk musim dingin.

Komisi Eropa pekan lalu mengajukan aturan darurat yang mengharuskan setiap negara untuk memangkas penggunaan gas sebesar 15% dari Agustus hingga Maret. Targetnya masih bersifat sukarela, namun Komisi dapat memperketa aturan tersebut bila keadaan semakin darurat pasokan.

Meski begitu, ada banyak pertentang dari berbagai pemerintah dan negara mengeni rencana tersebut dan telah mengusulkan ulang untuk membuat pengecualian bagi beberapa negara dan industri. Oleh karena itu, menteri energi dari negara-negara Uni Eropa akan melakukan pertemuan pada hari Selasa untuk menyetujui versi final.

"Negara-negara anggota harus memastikan bahwa target mereka layak, mengingat situasi domestik mereka," kata seorang diplomat senior Uni Eropa.

Diplomat lain menilai adanya kemungkinan para menteri menyetujui rencana tersebut, mengingat banyak yang telah menyetujui pengecualian atau aturan yang lebih lunak. "Harus ada konsensus luas," kata diplomat itu.

Sedangkan yang lain, memperingatkan bahwa aturan yang melemah akan mempertaruhkan negara-negara yang gagal menyimpan cukup gas untuk musim dingin.

Sementara Jerman, pengguna gas terbesar di Eropa, telah mengalakkan langkah-langkah penghematan energi mereka, begitu juga negara-negara Uni Eropa telah mengurangi penggunaan gas gabungan mereka hanya sebesar 5%, meskipun harga melonjak selama berbulan-bulan dan berkurangnya pasokan Rusia.

Rusia memasok 40% gas UE sebelum invasinya ke Ukraina pada akhir Februari.

Proposal yang dirancang ulang akan dibebaskan dari negara-negara target yang mengikat seperti Irlandia dan Malta yang tidak terhubung ke jaringan gas UE. Negara-negara yang mengekspor gas ke negara lain, dan mereka yang memiliki penyimpanan gas hampir penuh, dapat menghadapi target yang lebih lemah, sementara industri seperti bahan kimia dan baja dapat dikecualikan.

Rancangan tersebut akan membutuhkan mayoritas negara untuk memicu pemotongan gas yang mengikat, setelah banyak yang menentang proposal awal Komisi yang memiliki keputusan akhir.

Rencana tersebut telah menguji solidaritas UE, dan beberapa negara bagian mengatakan memberlakukan potongan persentase tunggal di semua negara tidak adil. Kritik termasuk Spanyol, yang tidak bergantung pada gas Rusia, dan Yunani, yang mengatakan bisa mengatasi cut-off Rusia.

Seorang pejabat Polandia mengatakan negara itu akan menentang aturan apa pun yang memungkinkan anggota UE lainnya menggunakan cadangan gas Polandia. (TYO/RIBKA)

SHARE