Pastikan Kinerja Optimal, Menteri ESDM Cek Langsung ke Lokasi Proyek RDMP Balikpapan
Penyelesaian unit CDU IV ini menjadikan Kilang Balikpapan saat ini menjadi Kilang dengan kapasitas produksi terbesar yang dimiliki Pertamina.
IDXChannel - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, melakukan peninjauan langsung ke Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan.
Peninjauan langsung ke lokasi dilakukan Arifin demi memastikan perkembangan dari proyek besar yang masuk sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional tersebut dapat berjalan secara optimal.
Selama peninjauan, Arifin juga melihat langsung unit-unit produksi yang telah diselesaikan dalam proyek tersebut, salah satunya unit Crude Distillation Unit (CDU) IV.
Penyelesaian unit CDU IV ini menjadikan Kilang Balikpapan saat ini menjadi Kilang dengan kapasitas produksi terbesar yang dimiliki Pertamina.
Dalam arahannya, Arifin menekankan pentingnya mengantisipasi setiap kesulitan yang mungkin dihadapi ke depan.
"Kita mengevaluasi, meng-highlight hal-hal krusial apa yang harus kita hadapi ke depan. Kesulitannya apa, kemampuan kita apa, bagaimana kita bisa mengatasinya, sehingga target bisa diselesaikan sebaik-baiknya," ujar Arifin.
Dalam kesempatan tersebut, Arifin juga melakukan pengecekan berbagai pencapaian penting yang telah diraih oleh proyek RDMP Balikpapan, di antaranya terkait pelaksanaan penyalaan perdana atau Initial Firing untuk Gas Turbine Generator A dan C, commissioning Utility Cooling Water System, dan penyelesaian instalasi SPM Lawe-Lawe.
"Langkah-langkah ini merupakan bagian penting dalam menuju operasional penuh kilang pada tahun 2025," ujar Arifin.
Untuk mendukung operasional Kilang Balikpapan, juga terdapat 2 proyek penting lainnya yaitu pembangunan jalur pipa gas sepanjang 78 km dari Senipah ke Balikpapan dan peningkatan kapasitas terminal minyak di Lawe-Lawe.
Penyelesaian pembangunan jalur pipa gas dari Senipah ke Balikpapan menurut Arifin memiliki fungsi yang strategis.
"Jalur pipa ini akan mendukung suplai energi yang stabil untuk operasional kilang. Apalagi kapasitas gas yang dapat disalurkan melalui pipa ini mencapai maksimal 125 MMSCFD," ujar Arifin.
Sementara, dikatakan Arifin, terminal Lawe-Lawe akan menjadi komponen vital dalam rantai pasokan minyak mentah, memastikan kelancaran pengiriman bahan baku ke Kilang Balikpapan.
Proyek ini mencakup pembangunan dua tangki penyimpanan minyak mentah berkapasitas masing-masing 1.000.000 barel, fasilitas penerimaan minyak mentah dari kapal tanker melalui Single Point Mooring (SPM) 320.000 DWT, serta pembangunan fasilitas pipa darat dan lepas pantai dari SPM ke Terminal Lawe-Lawe.
"Tambahan kemampuan produksi dari Kilang Balikpapan tentunya diharapkan semakin memperkuat ketahanan energi di Indonesia," ujar Arifin.
Di lain pihak, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Aditiyawarman, menjelaskan tujuan dilakukannya proyek RDMP Balikpapan, yaitu selain meningkatkan kapasitas pengolahan menjadi 360 ribu barel per hari, juga peningkatan kualitas produk dan kompleksitas kilang.
"Kilang Balikpapan sebelumnya memiliki kapasitas pengolahan 260 ribu barrel per hari. Melalui proyek RDMP Balikpapan, kapasitas pengolahannya meningkat 100 ribu barrel per hari. Unit CDU IV yang telah dilakukan revamp saat ini telah beroperasi normal dan telah memproduksi BBM," ujar Taufik.
Teknologi yang dikembangkan di Kilang Balikpapan ini, menurut Taufik, kini mampu memproduksi BBM dengan kualitas setara Euro 5 dari yang sebelumnya hanya setara Euro 2.
Terkait dengan kompleksitas kilang, Taufik menyampaikan bahwa indikator yang dipakai di industri pengolahan migas dikenal dengan nama Nelson Complexity Index (NCI).
"Setelah proyek RDMP selesai seluruhnya di tahun 2025, NCI Kilang Balikpapan akan meningkat jadi 8. Artinya, kilang Balikapan akan memiliki kemampuan memproduksi berbagai varian produk," ujar Taufik.
Selain menjadi proyek dengan investasi terbesar yang dimiliki Pertamina saat ini, Proyek RDMP Balikpapan juga menjadi salah satu bentuk sinergi Pertamina Group.
Untuk mendukung kebutuhan gas di Kilang Balikpapan, sub holding Gas Pertamina telah menyelesaikan pembangunan jalur pipa Senipah Balikpapan sepanjang 78 km. Di sisi hilir, sub holding Commercial &Trading (C&T) juga membangun terminal BBM Tanjung Batu yang memiliki kapasitas penyimpanan 125 ribu KL.
"Selesainya jalur pipa gas Senipah Balikpapan tentunya akan memberikan ketahanan kebutuhan gas untuk operasional kilang Balikpapan. Kemudian di ujung, C&T juga siap untuk menampung produk hasil olahan kilang sebelum disalurkan ke pelanggan," ujar Taufik.
KPI sendiri merupakan anak perusahaan Pertamina yang menjalankan bisnis utama pengolahan minyak dan petrokimia sesuai dengan prinsip ESG (Environment, Social & Governance).
KPI juga telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) dan berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi operasional sebagai bagian dari penerapan aspek ESG.
"KPI akan terus menjalankan bisnisnya secara professional untuk mewujudkan visinya menjadi Perusahaan Kilang Minyak dan Petrokimia berkelas dunia yang berwawasan lingkungan, bertanggung jawab sosial serta memiliki tata Kelola perusahaan yang baik," ujar Taufik.
(taufan sukma)