PDB China Diprediksi Capai Rp400 Ribu Triliun pada 2030
Perdana Menteri China Li Qiang optimistis produk domestik bruto (PDB) negaranya akan melampaui 170 triliun yuan.
IDXChannel - Perdana Menteri China Li Qiang optimistis produk domestik bruto (PDB) negaranya akan melampaui 170 triliun yuan atau sekitar Rp400 ribu triliun pada 2030.
Dalam pidatonya pada upacara pembukaan China International Import Expo (CIIE) di Shanghai, Li mengkritik kebijakan tarif tanpa menyebut Amerika Serikat (AS).
Dia menambahkan, China ingin mereformasi sistem perdagangan ekonomi global agar lebih masuk akal dan transparan, terutama bagi negara-negara berkembang.
"Tarif sangat merusak aturan ekonomi dan perdagangan internasional, dan juga mengganggu operasi perusahaan di berbagai negara," ujarnya, dilansir dari Bloomberg pada Minggu (9/11/2025).
"Dalam lima tahun, ekonomi China diperkirakan akan melampaui 170 triliun yuan, yang akan memberikan kontribusi penting bagi pertumbuhan ekonomi global," ujarnya.
Proyeksi tersebut sejalan dengan proposal untuk rencana lima tahun mendatang, yang memperkirakan pertumbuhan PDB tahunan sebesar 4,17 persen selama lima tahun ke depan.
CIIE diluncurkan Presiden Xi Jinping pada 2018 untuk mempromosikan komitmen perdagangan bebas China, dan menangkal kritik atas surplus perdagangannya dengan banyak negara.
Dalam pidatonya, Li mengatakan China ingin meningkatkan impor produk berkualitas tinggi dan berulang kali menekankan negaranya terbuka untuk bisnis dan perdagangan.
"Biarkan perusahaan dari seluruh dunia berkembang di China dengan lebih tenang, lebih nyaman, dan lebih percaya diri," ujarnya.
Surplus perdagangan China diperkirakan akan melampaui rekor tahun lalu, yaitu sekitar USD1 triliun, karena para eksportir mengimbangi penurunan penjualan di AS akibat tarif AS yang lebih tinggi dengan menjual lebih banyak ke negara-negara lain.
Ekspor ke AS turun sekitar 27 persen pada September dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, sementara pengiriman ke Uni Eropa, Asia Tenggara, dan Afrika masing-masing tumbuh 14 persen, 16 persen, dan 56 persen. (Wahyu Dwi Anggoro)