ECONOMICS

Pedagang Cilor Majalengka Pilih Beli Telur Pecah Siasati Kenaikan Harga

Inin Nastain/Kontributor 28/12/2021 12:53 WIB

Pedagang cilor di Majalengka terpaksa pakai telur pecah karena ada kenaikan harga telur.

Pedagang Cilor Majalengka Pilih Beli Telur Pecah Siasati Kenaikan Harga(Dok.MNC Media)

IDXChannel - Tingginya harga telur di pasaran dalam beberapa pekan terkahir, membuat pedagang makanan yang menggunakan telur sebagai bahan baku, memutar otak. Hal itu mutlak diperlukan agar usahanya tetap berjalan di bayang-bayang harga yang mungkin masih akan terus meroket.

Muiz, adalah salah satu pedagang yang merasakan dampak dari tingginya harga telur itu. Pasalnya, Cilor dagangannya bergantung kepada telur sebagai bahan baku. Cilor sendiri terbuat dari aci dan telur yang digoreng, mirip dengan cilok.

Di tengah harga telur yang terus melonjak, Muiz mengaku dirinya terpaksa harus mengubah 'cara' agar usahanya itu tetap berjalan. Membeli telur pecahan adalah salah satu cara yang dilakukan oleh Muiz, agar usahanya masih bisa menghasilkan sedikit untung.

"Kan suka ada tuh telur yang pecah. Nah saya ambil itu. Pecah tapi bukan berarti busuk ya. Tetap telurnya masih layak konsumsi, hanya ada sedikit pecah karena tergesek-gesek," kata Muiz saat berbincang dengan MPI.

Untuk harga Telur pecah sendiri, Muiz mengaku relatif lebih terjangkau. Namun, dibanding saat harga telur masih rendah, harga pecahan itu saat ini mengalami kenaikan.

Harga telur pecah, saat ini di kisaran Rp1.500 per butir. Sebelumnya, hanya sebesar Rp1.000 per butir. "Tapi ya saya juga nggak ambil yang pecah semua. Untuk ngimbangin modal aja," jelas dia.

"Alhamdulillah, pembelian mah masih ramai. Ya saya kalau beli Telur nggak sekaligus, nyicil aja. Takutnya kan nanti basi. Nambah rugi lagi kan? Hehe," lanjut Muiz.

Berbeda dengan Muiz, pedagang cilor lainnya, Nana mengaku dirinya lebih memilih mengurangi ukuran barang dagangannya. Sejak harga telur terus melonjak, Nana mengaku Cilor dagangannya kini lebih kecil.

"Sejak telur naik, si Bos ngurangin ukuran. Ini kan saya mah hanya dagang, tapi untuk bahan-bahan ada bos," jelas dia.

"Sempet komplain sih ke si bos. Kata bosnya 'apan endog mahal (kan telur mahal)," lanjut dia.

(IND) 

SHARE