Pedagang Ngeluh Stok Beras Menipis sampai Harga Melonjak
Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (KKPIBC) Zulkifli Rasyid menjelaskan, harga beras jenis medium mengalami kenaikan hingga tembus Rp9.200 per kilogram.
IDXChannel - Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (KKPIBC) Zulkifli Rasyid menjelaskan, harga beras jenis medium mengalami kenaikan hingga tembus Rp9.200 per kilogram. Kenaikan harga beras yang saat ini terjadi merupakan imbas dari stok yang tersedia di Pasar Induk Beras Cipinang semakin menipis.
"Saat ini kita sangat merasakan harga beras berkembang [di pasar Induk] yang jenis medium mengalami kenaikan tertinggi. Sebelumnya Rp 8.300, Rp 8.400, dan Rp 8.500 (per kilogram), tapi sekarang sudah mencapai Rp 9.200," ujar Zulkifli dalam dialog Polemik Menimbang Impor Beras di Tengah Klaim Surplus yang diselenggarakan oleh PATAKA, Selasa (29/11/2022).
Zulkifli menjelaskan, kenaikan harga beras ini sudah terjadi sejak Agustus hingga November 2022. Kabar mengenai prediksi adanya lonjakan harga beras ini sebelumnya sudah disampaikan kepada pemerintah.
"Hal itu kenapa, beras yang mengalir dari daerah itu boleh dikatakan sudah nggak ada. Satu-satunya yang bisa menyuplai ke pasar induk adalah Bulog dan itu pun kurang cukup," sambungnya.
Ia khawatir, jika pemerintah lalai dan abai dengan kondisi beras sekarang maka kejadian kritis pada 2017-2018 silam akan terulang di tahun 2022 ini.
"Warningnya sudah sangat jelas. Kalau pemerintah lalai dan abai dengan posisi yang sekarang, yang saya khawatirkan jangan sampai terjadi seperti di tahun 2017-2018 kemarin. Datanya tidak akurat dan mengakibatkan fatal ke semua-muanya. [prediksi saya] Ini akan terjadi lagi [tahun ini]," papar Zul.
Melihat kondisi di pasar saat ini, Zul yang juga merupakan pedagang beras di Cipinang meminta pemerintah untuk segera mengimpor beras. Sebab, beras yang biasanya datang ke Pasar Induk Beras Cipinang dari berbagai daerah barangnya tidak ada. Selain itu, jika mengandalkan stok Bulog ia tidak yakin mampu mencukupi permintaan pasar hingga Februari 2023 mendatang.
"Kalau seandainya pemerintah tidak mengimpor, wasallam. Nanti sama sama kita buktikan bulan Desember sampai Februari yang akan datang," ucapnya.
Menurut Zul, langkah impor boleh dilakukan jika di situasi mendesak dan tidak ada kecukupan pasokan di dalam negeri. Namun, ia menegaskan, apabila stok di dalam negeri cukup maka tidak boleh melakukan impor.
"Kita boleh-boleh aja impor di saat kita perlu, sementara kita tidak boleh impor di saat panen dan beras berlebih," tandasnya.
(SLF)