Pelaku Usaha Pariwisata Tolak Kenaikan Harga Tiket Pulau Komodo Rp3,75 Juta
Pemerintah berencana menaikan tiket masuk kawasan Pulau Komodo menjadi Rp3,75 juta mulai Agustus mendatang. Wacana itu pun langsung ditentang oleh pelaku usaha.
IDXChannel – Pemerintah berencana menaikan tiket masuk kawasan Pulau Komodo menjadi Rp3,75 juta mulai Agustus mendatang. Wacana itu pun langsung ditentang oleh pelaku usaha pariwisata.
Ketua DPD Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) NTT, Abed Frans, keberatan dengan wacana tersebut. Sebab, tidak ada komunikasi yang intens antara pemerintah dengan asosiasi perjalanan wisata untuk menetapkan kenaikan harga tiket.
Padahal para pelaku pariwisata sudah lebih dulu membuat kontrak untuk menjual tiket dengan harga sebelum naik. "Kita dari industri memang tidak setuju dengan kenakan tersebut, itu tidak memberikan waktu untuk melakukan sosialisasi kepada para calon wisatawan," ujar Abed dalam Market Review IDXChanel, Jumat (15/7/2022).
Abed mengatakan kondisi saat ini pasca pandemi sektor pariwisata memang merangkak sedang reborn. Namun dengan adanya kenaikan tiket masuk ini juga dikhawatirkan membuat demand berwisata masyarakat menjadi menurun, khususnya untuk kawasan wisata Pulau Komodo.
Karena menurut Abed mayoritas pengunjung Taman Nausional Komodo di dominasi wisatawan domestik (wisdom) ketimbang wisatawan mancanegara (wisman). Data dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Manggarai Barat mencatat per Juni 2022 kemarin, 82% wisatawan yang berkunjung ke pulau komodo adalah domestik, sedangkan sisanya 18% wisatawan mancanegara.
"Karena ini pandemi baru melandai, jadi praktis wisatawan domestik yang merajai wisata di Indonesia, salah satu karakter wisatawan adalah harga, harga tiket masuk menjadi urutan nomor satu untuk pertimbangan melakukan Wisata, jadi kalau seperti ini dikhawatirkan ada penurunan permintaan," lanjut Abed.
Alasan kedua Asosiasi tidak setuju dengan adanya kenaikan ini adalah waktu yang diberikan pemerintah cukup singkat untuk Asosiasi perjalanan wisata melakukan sosialisasi kepada calon wisatawan.
*Kedua waktu untuk bersosialisasi sangat singkat, ada beberapa rekan kami di NTT yang mempunyai kerja sama atau kontrak dengan agen di luar negeri, itu menyulitkan kita untuk pengkajian ulang dari tahun kemarin," kata Abed.
"Karena Labuan Bajo, itu masih menjadi destinasi Wisata andalan NTT, kami berharap perintah mendengar masukan kami, mari kita jual yang lain, kalau yang ini susah, kan ada yang lain, NTT ini banyak kok," ujarnya.
(FRI)