ECONOMICS

Pelemahan Rupiah Kali Ini Disebut Mirip Periode Taper Tantrum

Nia Deviyana 26/04/2024 15:50 WIB

Pelemahan rupiah yang terjadi akhir-akhir ini bukan menjadi hal baru.

Pelemahan Rupiah Kali Ini Disebut Mirip Periode Taper Tantrum. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Pelemahan rupiah yang terjadi akhir-akhir ini bukan menjadi hal baru. Adapun mata uang Garuda juga pernah tertekan, terutama saat krisis ekonomi 1998 hingga periode taper tantrum.

Melansir Google Finance, rupiah telah melemah sebesar 2,55% selama April 2024. Adapun hari ini, Jumat (26/4/2024), rupiah kembali ditutup melemah di Rp16.210 per USD. 

Mengutip riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) bertajuk Depresiasi Rupiah, Perlukah Panik?, pelemahan rupiah di 2024 ini tidak akan sedalam seperti yang terjadi pada saat krisis keuangan Asia di 1998, krisis keuangan global di 2008, maupun krisis akibat pandemi 2020, yang meningkat pesat namun pada akhirnya kembali ke level
alamiahnya. 

"Kondisi pelemahan rupiah kali ini mirip seperti kejadian taper tantrum 2013, 2018, dan 2022. Pergerakan Rupiah sangat didominasi oleh sentimen pergerakan suku bunga the Fed, situasi geopolitik dan perekonomian global," demikian riset yang ditulis Nauli A. Desdiani, Zehan Pricillia, dan Jahen F. Rezki tersebut.

Namun, hal ini perlu diantisipasi karena meskipun tidak melemah secara drastis, namun pada umumnya depresiasi rupiah yang terjadi ketika periode pengetatan suku bunga AS membuat nilai mata uang persisten naik dan mencetak level alamiah yang baru. 

Apa yang terjadi saat ini, sebetulnya merupakan implikasi lanjutan dari kebijakan the Fed yang masih bertahan pada tingkat suku bunga kebijakan tertingginya sejak Juli 2023, yang juga diperparah dengan situasi konflik yang terjadi di Timur Tengah.

Namun demikian, fundamental makroekonomi Indonesia secara keseluruhan masih kuat dan solid dengan pertumbuhan ekonomi berada di atas 5 persen dan inflasi yang masih terjaga stabil di kisaran target. 

Berdasarkan lembaga pemeringkat utang Moody’s per 16 April 2024, Indonesia berada di peringkat stabil Baa2 sebagai negara layak tujuan investasi.

(NIA)

SHARE