Pemanfaatan Panas Bumi Masih Minim, Ini Langkah Pertamina
Indonesia dianugerahi potensi energi panas bumi salah satu yang terbesar di dunia, namun sampai saat ini pemanfaatannya masih minim.
IDXChannel - Indonesia dianugerahi potensi energi panas bumi salah satu yang terbesar di dunia, namun sampai saat ini pemanfaatannya masih minim terutama untuk pembangkit listrik.
Direktur Utama PT Pertamina Power Indonesia Dannif Danusaputro mengatakan, integrasi bisnis panas bumi diharapkan dapat menjadi salah satu katalis untuk mewujudkan panas bumi sebagai green innovation engine di Indonesia, yang dapat berkontribusi pada pencapaian komitmen NDC negara serta sebagai green baseload yang dapat menggantikan pembangkit fosil.
Hal ini juga dapat membantu percepatan pengembangan panas bumi dengan tambahan kapasitas terpasang dari perusahaan sebesar 1,2 GW hingga 2030 dan mendukung pencapaian rencana pengadaan tenaga listrik jangka panjang (RUPTL) dan target perencanaan energi umum (RUEN) nasional.
"Kami yakin ini akan bermanfaat tidak hanya bagi kami sebagai pelaku bisnis tetapi juga untuk kontribusi komitmen NDC Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (9/11/2021).
Menurut dia, Indonesia berperan penting dalam dekarbonisasi global. Terkait hal ini, panas bumi merupakan salah satu sumber energi terbarukan utama yang perlu terus diproduksi.
"Sebagai salah satu sumber energi terbarukan, panas bumi dikenal sebagai satu-satunya EBT yang dapat menjadi beban dasar dan tanpa intermittent. Dengan faktor ketersediaan rata-rata 90 persen dan kapasitas 70 persen, panas bumi dapat menjadi pasokan energi yang stabil yang tidak terganggu oleh faktor alam seperti cuaca," ungkapnya.
Panas bumi juga memiliki biaya yang kompetitif dibandingkan dengan sumber EBT lainnya. "Biayanya 20-40 persen lebih efektif dibandingkan dengan EBT lainnya, terutama dengan kebutuhan storage yang dibutuhkan untuk tenaga surya atau tenaga angin untuk teknologi EBT intermiten," ungkapnya.
Ia menambahkan, dengan total kapasitas terpasang 2.133 MW, saat ini Indonesia merupakan negara terbesar kedua dengan potensi panas bumi di dunia, setelah Amerika Serikat.
"Pemanfaatan cadangan sumber daya tersebut kurang dari 10 persen, sehingga sangat potensial untuk meningkatkan kapasitas dan pemanfaatan energi panas bumi," ujarnya.
Berdasarkan lanskap nasional, Indonesia memiliki lokasi cadangan panas bumi yang cukup tersebar, namun sebagian besar permintaan masih berada di Sumatera dengan kapasitas terpasang 0,7 GW dari potensi 9,1 GW); Jawa dengan kapasitas terpasang 1,3 GW dari 9,1 potensi; dan Bali dengan kapasitas terpasang 0,01 GW dari potensi 1,7 GW).
Mengingat pemanfaatan cadangan yang masih sangat rendah, Pertamina bertekad menjajaki peluang yang sangat besar tersebut untuk memanfaatkan energi panas bumi.
"Ini juga diharapkan mampu merealisasikan bauran energi Indonesia, yang sejalan dengan strategi energi nasional untuk meningkatkan EBT dari level saat ini di bawah 30 persen hingga mencapai target 24 persen pada 2030. Panas bumi akan menjadi salah satu faktor kunci untuk itu," jelas Dannif. (RAMA)