Pemangkasan Produksi Arab Saudi Mulai Dongkrak Harga Minyak
Dampak pemangkasan produksi oleh Arab Saudi mulai dirasakan pasar minyak dunia.
IDXChannel - Dampak pemangkasan produksi oleh Arab Saudi mulai dirasakan pasar minyak dunia. Namun, efek dari kebijakan tersebut tidak merata.
Dilansir dari Bloomberg, Arab Saudi dan mitranya di OPEC+ telah menahan pasokan selama berbulan-bulan. Meski demikian, dampaknya relatif kecil di pasar berjangka.
Minyak Brent yang diperdagangkan di London bertahan di kisaran USD75 per barel selama berminggu-minggu. Minyak West Texas Intermediate (WTI) juga mengalami hal serupa.
Menurut beberapa pengamat, harga Minyak Brent dan WTI tidak menggambarkan kondisi pasar secara keseluruhan. Keduanya berjenis ringan dan manis sementara minyak yang diproduksi Arab Saudi berjenis berat dan asam.
Harga varietas minyak berat dan asam melonjak lebih cepat karena kebijakan pemotongan produksi Arab Saudi. Di sisi lain, varietas minyak yang ringan dan manis tidak terlalu terdampak karena pasokannya masih melimpah.
“Minyak asam dan berat menjadi semakin langka karena pemotongan OPEC+,” kata Michael Tran, direktur pelaksana di RBC Capital Markets LLC.
"Sebagian besar pasokan di pasar berjenis lebih ringan dan lebih manis," lanjutnya.
Tanda-tanda penguatan harga minyak bejenis lebih berat terlihat di berbagai belahan dunia, khususnya Timur Tengah dan Asia. Kebakaran hutan di Kanada yang menurunkan produksi minyak ke level terendah dalam dua tahun juga menambah kekhawatiran.
"Pemotongan OPEC+ berarti penurunan pasokan minyak mentah asam menengah dibandingkan dengan pertumbuhan produksi minyak mentah ringan," kata James Davis, direktur layanan minyak jangka pendek di FGE. (WHY)