ECONOMICS

Pembangunan Smelter Mempawah Capai 68 Persen, Wujud Hilirisasi Aluminium

Wahyudi Aulia Siregar 28/09/2023 17:30 WIB

Pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah segera rampung. Hal itu sebagai wujud hilirisasi di industri aluminium nasional.

Pembangunan Smelter Mempawah Capai 68 Persen, Wujud Hilirisasi Aluminium. (Foto: Dok. Inalum)

IDXChannel - Pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah segera rampung. Hal itu sebagai wujud hilirisasi di industri aluminium nasional.

Hal itu disampaikan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia, Kartiko Wirjoatmodjo, saat meninjau langsung pembangunan SGAR di Mempawah, Kalimantan Barat pada Rabu, 27 September 2023.

Kunjungan peninjauan tersebut merupakan langkah Kementerian BUMN dalam mendukung pelaksanaan proyek strategis nasional dalam memenuhi kebutuhan alumina di Indonesia. Kartiko pun menyebut progres dari pembangunan smelter yang sudah dimulai proses pembangunannya sejak 2019 itu sudah mencapai 68%.

Dia menargetkan proyek tersebut selesai pada 2024. "Kalau ini rampung, maka lengkap hilirisasi industri alumunium kita," kata Kartiko seperti tertulis dalam keterangan resmi PT Indonesia Asahan Alumunium yang diterima MPI, Kamis (28/9/2023).

Proyek SGAR bakal menghubungkan rantai pasokan antara mineral bijih bauksit (Kalimantan Barat) dengan pabrik peleburan aluminium (INALUM). Jika sudah beroperasi, diperhitungkan bisa memproduksi 1 juta ton alumina per tahun (bahan baku 3.3 juta ton bauksit per tahun). Ditargetkan akan mulai berproduksi pada tahun 2024 dan mencapai full kapasitas produksi pada 2025.

Smelter Grade Alumina Refinery yang berada di Mempawah merupakan proyek strategis yang dijalankan secara kolaborasi oleh INALUM dan ANTAM melalui anak usaha INALUM yaitu PT Borneo Alumina Indonesia (BAI).

SGAR Mempawah merupakan bagian dari aksi korporasi INALUM dalam menciptakan ekosistem industri aluminum yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. INALUM berharap terus mendapatkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan agar cita-cita Indonesia bisa segera tercapai dan hilirisasi aluminium nasional cepat terwujud.

Beberapa aksi korporasi lain yang dilakukan oleh INALUM dalam rangka peningkatan kapasitas produksi sebagai respons atas tingginya potensi pasar aluminium nasional yang saat ini memiliki permintaan hingga 1 juta ton.

Proyek-proyek tersebut antara lain, Proyek Upgrading Teknologi Tungku Reduksi yang akan selesai pada tahun 2023, Optimalisasi Smelter Kuala Tanjung yang ditargetkan akan meningkatkan kapasitas produksi di tahun 2024-2025 dan Proyek Diversifikasi Aluminium Remelt IAA.

(FRI)

SHARE