ECONOMICS

Pemerintah Diminta Tindak Lanjuti Keluhan Gen Z Sulit Dapat Kerja

Taufan Sukma Abdi Putra 10/08/2024 07:29 WIB

dalam usia yang masuk dalam rentang produktif, harusnya justru Gen Z memiliki peluang lebih besar dalam mendapatkan peluang kerja.

Pemerintah Diminta Tindak Lanjuti Keluhan Gen Z Sulit Dapat Kerja (foto: MNC media)

IDXChannel - Sejumlah pihak dalam beberapa waktu terakhir menyuarakan kondisi di dunia kerja, di mana kalangan generasi muda, khususnya Generasi Z (Gen Z) yang diklaim kerap susah mendapatkan pekerjaan.

Keluhan tersebut, menurut Anggota Komisi IX DPR RI, Charles Meikyansah, harus mendapat atensi lebih dari pemerintah sebagai pemegang kebijakan tertinggi dalam ketenagakerjaan.

"Polemik susahnya Gen Z mencari pekerjaan itu memang harus dibahas lebih komprehensif ya. Apa masalah yang sebenarnya dan bagaimana cara mengatasinya, agar segera mendapat solusi untuk generasi muda ini," ujar Charles, dalam keterangan resminya, Jumat (9/8/2024). 

Menurut Charles, kabar mengenai Gen Z yang sulit mendapatkan pekerjaan harusnya menjadi sebuah fakta yang miris dan memprihatinkan. Pasalnya, dalam usia yang masuk dalam rentang produktif, harusnya justru Gen Z memiliki peluang lebih besar dalam mendapatkan peluang kerja.

"Ini kan ramai di media sosial, Gen Z sulit mendapat kerja karena kebijakan dan syarat mendapat pekerjaan terlalu sulit. Padahal kan mereka dalam usia produktif. Jadi Pemerintah memang harus beri atensi lebih dan segera temukan solusinya," ujar Charles.

Menurut data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) per Februari 2024, ada 3,6 juta Gen Z usia 15-24 yang menganggur tahun ini. Sementara total pengangguran terbuka di Indonesia ada di angka 7,2 juta. Itu artinya, Gen Z menyumbang 50,29 persen dari total pengangguran terbuka di Indonesia.

Jika ditambah dengan mereka yang tergolong bukan angkatan kerja tetapi tidak sedang sekolah atau pelatihan (Not in Employment, Education or Training/NEET), jumlah pengangguran mencapai 9,9 juta. 

Menurut Charles, walaupun masalah budaya kerja hingga perilaku Gen Z yang dinilai dapat mengubah sistem kerja di perusahaan, hal itu seharusnya tidak serta merta membuat mereka tereliminasi dari persaingan dunia kerja. 

"Gen Z ini memiliki keunggulan di industri kreatif, yang sangat penting dan dibutuhkan dalam era digital saat ini. Mereka seharusnya bisa diberdayakan dengan baik dan diberikan pendidikan non formal tentang budaya kerja," ujar Charles.

Memang belakangan banyak Perusahaan yang mengeluhkan etika kerja Gen Z yang tidak biasa dan kerap membuat rugi perusahaan. Dalam dunia kerja, Gen Z diketahui memiliki kekhasan sendiri karena mayoritas memilih pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhannya seperti work life balance, bekerja remote, dan sangat konsen terhadap komponen gaji. 

"Sebenarnya tuntutan-tuntutan itu baik ya. Namun banyak perusahaan yang masih memiliki budaya lama, di mana menuntut karyawan militan dalam bekerja. Harus ada formulasi yang adil agar ada win-win solution untuk semua," ujar Charles.

(Taufan Sukma)

SHARE