Pemerintah Wajib Pertimbangkan Empat Hal Ini Jika Mau Pensiunkan Dini PLTU
Pemerintah diminta mempertimbangkan beberapa hal sebelum melakukan pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.
IDXChannel - Pemerintah diminta mempertimbangkan beberapa hal sebelum melakukan pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara. Hal ini utamanya terkait dengan hajat masyarakat banyak.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, catatan yang paling utama adalah harus bisa memastikan pasokan listrik ke masyarakat tidak mengalami gangguan.
"Saya kira untuk mengakhiri PLTU banyak faktor yang perlu diperhatikan. Pertama, keandalan pasokan listrik tidak terganggu," kata Fabby dalam Market Review IDXChannel, Jumat (20/10/2023).
Lebih lanjut, dia menerangkan, pemerintah juga harus bisa memastikan berapa angka penurunan emisi yang dapat ditekan jika memberhentikan PLTU dengan beralih menggunakan energi baru terbarukan.
"Dia harus mampu terbukti signifikan dalam penurunan efek rumah kaca dan mengurangi dampak lingkungan lain," kata Faby.
Selanjutnya, pemerintah juga harus tepat dalam memilah dan memilih PLTU yang cocok untuk dipensiunkan dini. Menurut dia, PLTU yang lebih cocok untuk pensiun dini adalah berusia lebih tua.
Sebab, biasanya mempunyai harga yang lebih murah untuk dipensiunkan jika dibandingkan dengan PLTU berusia muda.
"Kalau ditanya jenis PLTU, saya kira harus perhatikan supaya biaya tidak mahal, paling tidak PLTU yang usainya 20 tahun, kalau semakin muda makin mahal," kata Fabby.
Kriteria lain bagi PLTU yang cocok dipensiunkan dini dengan mengukur paling banyak menyumbangkan polusi dan PLTU yang berada di wilayah kelebihan kapasitas (over capacity).
"Kemudian teknologi yang masih sub kritikal, karena ini intensitas energinya tinggi sangat polutif, sehingga itu harus didahulukan, kemudian yang berada di lokasi yang mengalaminya over capacity jangan dilakukan di daerah yang daya listrik terbatas," tegasnya.
Dia menambahkan, mempensiunkan dini PLTU merupakan langkah penting yang harus segera dilakukan untuk mencapai cita-cita net zero emissions pada tahun 2060 mendatang.
Sebab, ketergantungan pasokan listrik dari bahan bakar fosil itu akan sulit tergantikan oleh energi baru terbarukan karena memiliki harga yang lebih murah.
"Ini sangat perlu sampai 2030, karena kalau tidak ada penurunan, kapasitas PLTU sukar kiranya meningkatkan bauran energi terbarukan yang tinggi," pungkasnya.
(YNA)