ECONOMICS

Pemkot Bandung Siapkan Rp9,2 Miliar untuk Tanggulangi Inflasi

Arif Budianto/Kontributor 14/09/2022 17:57 WIB

Dia mengatakan, dana tersebut akan dialokasikan untuk mengadakan pasar murah, operasi pasar yang akan menyasar seluruh kecamatan di Kota Bandung. 

Pemkot Bandung Siapkan Rp9,2 Miliar untuk Tanggulangi Inflasi. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna, mengatakan Pemkot Bandung menyiapkan dana Rp9,291 miliar untuk digunakan berbagai kegiatan sebagai penanggulangan inflasi dampak kenaikan BBM.

Dia mengatakan, dana tersebut akan dialokasikan untuk mengadakan pasar murah, operasi pasar yang akan menyasar seluruh kecamatan di Kota Bandung. 

"Akan ada kegiatan operasi pasar dan pasar murah. Saya minta untuk diambil tindakan dan langkahnya dengan pihak kewilayahan. Kita minta operasi pasar dan pasar murah di 30 kecamatan," ujar Ema, Rabu (14/9/2022). 

Operasi pasar, kata Ema, dengan berkoordinasi denga dinsos dan kewilayahan. Sasarannya masyarakat bawah secara ekonomi.

Selain itu, ada pula stimulus bantuan modal bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) yang juga terdampak kenaikan harga BBM. 

"Dinas KUKM untuk program bagi pelaku informal dengan bantuan dari dana yang kita siapkan kita siapkan jumlah yang proporsional," ungkapnya.

Pemkot Bandung, kata Ema, juga menyiapkan skema padat karya yang akan membuka peluang kerja bagi masyarakat. 

Kemudian, program perbaikan untuk Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu). Ia mengatakan akan ada 72 sasaran yang akan dilaksanakan. "

Saya minta ini segera ada akselerasi dan segera laporkan. Pada dasarnya dananya sudah siap. Segera semua membuat jadwal," tutur Ema. 

Di sisi lain, dia pun meminta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) membuat skema penanganan untuk mengendalikan inflasi dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). 

Termasuk, mencari solusi tentang stabilitas bahan pokok kebutuhan masyarakat.

"TPID Kota Bandung merumuskan upaya pengendalian inflasi, termasuk solusi tentang ketersediaan pasokan dan stabilitas bahan pokok kebutuhan masyarakat," kata Ema.

Ema mengatakan, data yang terkait dengan harga komoditas utama di masyarakat harus dilaporkan secara realtime, sebagai langkah awal untuk mengendalikan inflasi atas dampak kenaikan harga BBM bersubsidi di tengah-tengah masyarakat.

"Saat ini ada pergerakan kenaikan beberapa komoditi. Kita jaga kalau terjadi lompatan harga yang tidak terkendali. Laporan data diintensifkan, agar dipantau 32 pasar tradisional dan pusat perbelanjaan terutama pergerakan komoditi cabai, beras, bawang, telur, daging sapi," pungkasnya. (NIA)

SHARE