Pemprov Jatim Godok Kebijakan Santunan bagi Peternak yang Terimbas PMK
Pemprov Jatim berencana memberi santunan pada peternak yang hewan ternaknya mati akibat terpapar PMK.
IDXChannel - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) berencana memberi santunan pada peternak yang hewan ternaknya mati akibat terpapar virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Hal itu menyusul diterbitkan Instruksi Mendagri (Inmendagri) Nomor 32 Tahun 2022, yang menjadi acuan untuk pengalokasian Bantuan Tidak Terduga (BTT) dalam penanganan PMK.
"Ini (Inmendagri) akan segera kami tindaklanjuti. Kabupaten/kota akan segera kami koordinasikan untuk implementasikan Inmendagri tersebut baik terkait BTT, atau hal lain dalam Inmendagri tersebut. Kami juga meminta kabupaten/kota menyiapkan mekanisme penyaluran BTT," kata Plt Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak, Selasa (5/7/2022).
Lebih lanjut, mengenai kompensasi atau santunan bagi peternak sapi, Emil menuturkan bahwa Pemprov Jatim belum dapat mengambil kebijakan. Sebab, menunggu keputusan yang dikeluarkan pemerintah pusat da pihaknya tidak ingin gegabah.
"Masih ada kebijakan di tingkat nasional yang akan digodok seinsentif mungkin dan provinsi ingin memastikan konsepnya sehingga jelas kemana arah kompensasinya. Apakah peternaknya atau kepada hewan ternaknya," imbuh Emil.
Wakil Gubernur Jatim ini menambahkan, jika pemerintah pusat telah mengeluarkan kebijakan kompensasi bagi peternak yang hewannya meninggal akibat PMK, Emil berharap dukungan Pemkab maupun Pemkot di masing-masing daerah. Sehingga tidak terjadi tumpang tindih. “Ini memperluas jangkauan yang tepat sasaran dalam memberikan kompensasi kepada rekan-rekan peternak yang mengalami kesulitan,” tandas Emil.
Emil menegaskan, selama menjabat sebagai Plt Gubernur Jatim hingga 23 Juli 2022 mendatang, pihaknya akan fokus menangani wabah PMK. Salah satu langkahnya untuk mengatasi PMK, yakni mempercepat proses vaksinasi. Emil menyebut fokus vaksinasi saat ini untuk sapi perah.
"Sebelum Idul Adha, target vaksinasi bagi sapi perah di Jatim sudah dituntaskan. Saat ini, vaksinasi sudah mencapai 51 persen dari target 364.000 vaksin," tandasnya.
(IND)