ECONOMICS

Penduduk Dunia Diperkirakan Capai 10 Miliar di 2050, FAO Ajak Setop Buang Makanan

Michelle Natalia 25/10/2021 12:21 WIB

Penduduk dunia diperkirakan mencapai 10 miliar pada tahun 2050.

Penduduk dunia diperkirakan mencapai 10 miliar pada tahun 2050. (Foto: MNC Media)

IDXCXhannel - Kepala Perwakilan FAO di Indonesia Rajendra Aryal mengatakan  bahwa sistem pertanian dan pangan mempekerjakan 1 miliar orang di seluruh dunia, lebih banyak dari sektor ekonomi lainnya. 

"Selain itu, cara kita memproduksi, mengonsumsi, dan, sayangnya, membuang makanan menimbulkan banyak korban di planet kita, memberikan tekanan yang tidak perlu pada sumber daya alam, lingkungan, dan iklim," ujar Rajendra dalam Perayaan Hari Pangan Sedunia secara virtual pada Senin(25/10/2021).

Produksi makanan terlalu sering menurunkan atau menghancurkan habitat alami dan berkontribusi pada kepunahan spesies.

"FAO, IFAD dan WFP mendukung pemerintah dalam transformasi sistem Pertanian dan pangan dari produksi hingga pemrosesan dan penjualan untuk mengidentifikasi bagaimana inovasi dalam kebijakan dan institusi dapat menciptakan lingkungan yang mendukung untuk sistem pangan yang berkelanjutan," tegas Rajendra.

FAO bekerja sama dengan pemerintah dalam mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan efisiensi rantai makanan dari pertanian sampai ke meja makan, untuk mengurangi biaya transportasi dan pemrosesan, dan untuk mengurangi limbah makanan. Semua hal ini akan membantu orang untuk memperbaiki pola makan mereka.

"Dengan populasi yang terus bertambah, penduduk dunia diperkirakan mencapai 10 miliar pada tahun 2050, kita perlu menyediakan makanan bagi penduduk dunia dan memelihara planet ini. Ini bukan hanya tentang menanggapi keadaan darurat, ini tentang membangun ketahanan jangka 
panjang dan mengubah cara kita memproduksi dan mengonsumsi makanan," tegas Rajendra.

Sistem pertanian pangan berkontribusi terhadap perubahan iklim dan benar-benra merasakan akibat dari perubahan tersebut. Di beberapa bagian dunia, perubahan iklim menyebabkan hasil panen dan produktivitas ternak yang lebih rendah, penurunan dalam perikanan, kehutanan, dan perubahan 
komposisi kandungan gizi pada bahan makanan pokok, dengan adanya penurunan protein, mineral dan vitamin.

Sementara jutaan orang kelaparan, sejumlah besar makanan hilang setiap hari, baik rusak selama produksi atau dalam pengangkutan atau dibuang ke tempat sampah rumah tangga, pengecer atau restoran. Membuang-buang makanan juga membuang-buang sumber daya berharga yang digunakan untuk memproduksinya.

"Kita membutuhkan tindakan kolektif dan bersama untuk mengubah sistem pertanian pangan kita. FAO bekerja keras bersama-sama pemerintah Indonesia untuk melakukan transformasi sistem pangan di Indonesia," tambahnya.

Rajendra menegaskan bahwa setiap orang harus memahami bahwa perlakuan mereka terhadap makanan mempengaruhi sistem pangan. Transformasi global hanya bisa terjadi jika dimulai dari individu. 

"Cara kita memilih, memproduksi, mengonsumsi, dan membuang makanan kita mempengaruhi orang lain. Kita perlu bertindak, dan itu harus terjadi sekarang. Mari kita kerahkan upaya bersama dalam kapasitas apa pun yang kita bisa untuk melakukan itu," pungkasnya. (TIA)

SHARE