Penerimaan Kepabean dan Cukai Anjlok 18,83 Persen, Sri Mulyani Ungkap Biang Keroknya
Realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai hingga Juni 2023 tercatat sebesar Rp135,43 triliun.
IDXChannel - Realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai hingga Juni 2023 tercatat sebesar Rp135,43 triliun. Ini setara 44,67% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), turun 18,83% dibandingkan periode yang sama 2022.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penurunan tersebut karena realisasi bea keluar yang turun mencapai 76,97 persen menjadi Rp5,32 triliun.
"Bea Keluar (BK) mengalami penurunan 76,97% menjadi Rp5,32 triliun sepanjang Januari-Juni 2023," kata dia dalam Konferensi Pers APBN KITA edisi Juli 2023 secara virtual di Jakarta, Senin (24/7/2023).
Penurunan bea keluar akibat harga minyak sawit (CPO) yang lebih rendah, turunnya volume ekspor mineral, dan turunnya tarif BK tembaga. Adapun BK produk sawit turun dipengaruhi turunnya harga CPO dan kebijakan flush out.
"BK tembaga dan bauksit turun dipengaruhi turunnya volume ekspor dan larangan ekspor mineral mentah mulai 11 Juni 2023," ucapnya.
Sementara realisasi bea masuk (BM) sepanjang paruh pertama tahun ini tumbuh 4,6 persen menjadi Rp24,2 triliun.
"Bea masuk (BM) sebesar Rp24,2 triliun di periode Januari-Juni 2023, tumbuh 4,65%, didukung oleh kenaikan tarif efektif, pertumbuhan BM kendaraaan, dan menguatnya kurs USD meskipun terjadi penurunan basis impor," ujarnya.
Namun penerimaan cukai hasil tembakau tercatat menurun 12,61%, menjadi Rp102,38 triliun pada semester I-2023. Itu akibat penerimaan produksi pada Maret diikuti produksi April yang relatif stagnan.
Produksi hasil tembakau sampai dengan April masih turun, utamanya golongan I dan II.
"Tarif rata-rata tertimbang hanya naik 3,28%, lebih rendah dari kenaikan normatif 10%, disebabkan produksi SKM dan SPM golongan I (tarif tinggi) yang masih menurun," tuturnya.