Pengamat Minta Kebijakan Merger Tiga Maskapai Dikaji Ulang
Pengamat penerbangan Alvin Lie menyarankan agar wacana merger 3 maskapai milik pemerintah yakni Garuda Indonesia, Citilink dan Pelita Air ditinjau ulang.
IDXChannel - Pengamat penerbangan Alvin Lie menyarankan agar wacana merger 3 maskapai milik pemerintah yakni Garuda Indonesia, Citilink dan Pelita Air ditinjau ulang.
Menurut Alvin rencana pemerintah untuk merger ini tidak ada urgensinya. Jika beralasan pada untuk menekan biaya logistik. Maka alasan tersebut tidaklah tepat.
Pasalnya kata Alvin, pengangkutan logistik terbesar itu terdapat melalui jalur darat dan laut. Sedangkan melalui udara hanya untuk logistik yang memiliki nilai tinggi dan waktu yang pendek.
"Nah saya justru mempertanyakan apakah benar sedemikian besar angkutan udara terhadap biaya logistik, karena ini luas, terkait pergudangan, penyewaan gedung kargo dan lainnya," katanya dalam Market Review IDXChannel, Kamis (24/8/2023).
Alvin juga menyinggung bahwa 3 maskapai yang direncanakan merger ini adalah perusahaan yang mengoprasikan pesawat jet. Sedangkan di Indonesia yang membutuhkan sistem logistik yang lebih efisien adalah kota-kota yang dilayani dengan pesawat jet.
"Justru daerah terpencil yang membutuhkan pesawat kecil. Apa iya di wilayah Indonesia Timur yang hanya bisa dilayani pesawat kecil ini nanti bisa lebih murah dengan 3 maskapai yang mengoperasikan pesawat jet ini?," katanya.
Lebih lanjut, jika berkaitan dengan kekurangan pesawat. Alvin mengatakan bahwa merger bukan solusinya. Melainkan adanya penambahan modal.
Dia menyinggung bahwa saat ini penerbangan di Indonesia pun okupansi penumpang tidak sepenuhnya penuh. Sehingga merger ini juga tidak akan berpengaruh terhadap keterisian penumpang.
"Kalo mau menambah pesawat nggak perlu merger, cuma butuh modal," katanya.
Oleh karenanya, Alvin meminta pemerintah untuk meninjau ulang wacana merger 3 maskapai penerbangan tersebut.
"Sebaiknya ditinjau kembali rencana merger ini. Apakah sebetulnya apa masalah yang ingin diobati dengan merger ini. Kita harus tau dulu sakitnya apa baru memberikan obatnya, jangan berikan obat tapi sakitnya tidak jelas. Nantinya ini malah akan berdampak buruk terhadap 3 maskapai ini," katanya.
(SLF)