ECONOMICS

Pengusaha Beberkan Peluang dan Tantangan Industri Mamin di Semester II-2023

Anggie Ariesta 31/08/2023 17:15 WIB

Gapmmi menyatakan, industri makanan dan minuman di semester I-2023 agak terhambat oleh masyarakat kelas menengah yang menahan konsumsi.

Pengusaha Beberkan Peluang dan Tantangan Industri Mamin di Semester II-2023. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) menyatakan, industri makanan dan minuman di semester I-2023 agak terhambat oleh masyarakat kelas menengah yang menahan konsumsi.

Ketua Umum Gapmmi Adhi S Lukman mengatakan, Sebab, mereka lebih mendahulukan pengeluaran untuk perjalanan dibandingkan mereka membeli makanan yang bersifat sekunder. Hal ini membuat sedikit melemahkan konsumsi untuk pangan olahan.

"Dari perjalanan ini kita lihat memang karena biaya perjalanan cukup tinggi, sehingga mereka harus mengeluarkan lebih untuk perjalanan. Di samping itu, ada juga yang mencadangkan untuk masuk sekolah di bulan Juni-Juli itu, sehingga jadi pengurangan makanan sekunder," jelas Adhi dalam program Capital Market Month IDX Channel, Kamis (31/8/2023).

Adhi menerangkan, berdasarkan pantauan Gapmmi di akhir Juli, ritme pasar sudah mulai meningkat lagi. Diharapkan, kuartal III dan IV-2023 bisa dikejar ketertinggalan tersebut.

Dari sisi investasi, lanjut Adhi, masih cukup menarik dan bagus. Sehingga, tidak perlu khawatir dari segi investasi, paling tidak bisa mencapai target tahun lalu.

Kemudian dari sisi siklus, dari perayaan Lebaran kemarin justru tidak sesuai harapan Gapmmi. Pada kuartal I-2023, industri mamin tumbuh 5,3%, sementara di kuartal II-2023 hanya tumbuh 4,6%.

"Harusnya di kuartal II itu lebih tinggi karena puncak Lebaran dan sebagainya, tapi ternyata itu ada pergeseran, karena ada pengeluaran non konsumen," kata Adhi.

Untuk peluang ke depan, dari akhir Juli GAPMMI sudah melihat adanya peningkatan dan diharapkan terus tumbuh.

"Saya juga optimis harusnya bisa lebih tinggi dari tahun lalu di 4,9%, paling tidak di 5%-6% harusnya masih bisa tercapai," ujarnya.

Apalagi menjelang Pemilu, Adhi melihat peningkatan konsumsi akan mulai sejak bulan November 2023 setelah kepastian siapakah yang akan menjadi Calon Presiden 2024.

"Mudah-mudahan ini juga ikut mendorong konsumsi karena sangat dibutuhkan setiap kegiatan dan setiap event, dan ini diharapkan seperti yang lalu bisa mendorong konsumsi pangan olahan," jelas Adhi.

(YNA)

SHARE