Pengusaha Berencana Naikkan Harga Makanan dan Minuman Manis Mulai Akhir 2023
GAPMMI menyatakan saat ini para pelaku usaha dan sektor makanan dan minuman bersiap-siap untuk menaikkan harga jual produknya pada akhir tahun 2023.
IDXChannel – Masyarakat harus bersiap-siap mengeluarkan biaya lebih untuk membeli makanan dan minuman manis di akhir tahun. Sebab, pengusaha berencana mengerek harga jual produk tersebut.
Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S. Lukman, mengatakan saat ini para pelaku usaha dan sektor makanan dan minuman sudah bersiap menaikkan harga jual produknya pada akhir tahun 2023.
Adhi menjelaskan kenaikan tersebut disebabkan harga bahan baku yang melejit, terutama untuk pemanis atau gula di pasar global. Sehingga para pelaku usaha akan melakukan penyesuaian terhadap harga jual produknya.
"Kita juga pasti akan mengevaluasi harga jual, biasanya pelaku usaha menengah besar itu mengevaluasi harganya di akhir tahun dan awal tahun, mudah-mudahan tidak terlalu tinggi," kata Adhi dalam Market Review IDXChannel, Jumat (4/8/2023).
Menurut Adhi, untuk mengantisipasi kenaikan harga produk yang tidak terlalu tinggi, maka para pelaku usaha saat ini mulai mencari alternatif pemanis selain gula. Harapannya ketergantungan terhadap gula tebu bisa dikurangi di tengah gejolak harga saat ini.
"Saya amati banyak pelaku usaha yang sudah mulai mencair alternatif gula, salah satunya dengan sumber pemanis lainya, ini mereka sedang mencoba untuk menggantikan gula," lanjutnya.
Adhi mengatakan kenaikan harga produk mamin itu kemungkinan tidak terlalu tinggi. Sebab, pelaku usaha masih memperhitungkan daya beli pasar. Para pelaku usaha justru khawatir apabila pasar terkoreksi akibat adanya penyesuaian harga jual baru.
"Karena biasanya kenaikan harga di konsumen itu biasanya tidak bisa terlalu tinggi karena khawatir berpengaruh terhadap penjualan. Tapi pasti banyak pelaku usaha yang melakukan evaluasi harga," kata Adhi.
Apabila tidak menaikkan harga jualnya, lanjut Adhi, keuntungan pelaku usaha juga akan semakin menipis. Selain kenaikan harga bahan baku, saat ini juga terjadi kenaikan dari sisi ongkos logistik maupun energi.
"Dengan kenaikan harga energi logistik dan lain sebagainya, sementara harga jual tidak bisa setinggi kenaikan itu, tentu akan berpengaruh terhadap profit kita dan bottom line kita," ujarnya.
(FRI)