ECONOMICS

Pengusaha Dilema, Cuaca Buruk dan Banjir Bikin Usaha Tersendat

Michelle Natalia 20/02/2021 14:00 WIB

Kondisi jalur terputus karena banjir dan cuaca buruk disebut para pengusaha menyebabkan jalur tol dipilih sebagai alternatif dan menambah ongkos operasional.

Pengusaha Dilema, Cuaca Buruk dan Banjir Bikin Usaha Tersendat. (Foto : MNC Media)

IDXChannel - Tak hanya diterpa pandemi, dunia usaha kini juga khawatir dengan efek dari cuaca buruk yang berkepanjangan. Sekjen Perkumpulan Perusahaan Multimoda Transport Indonesia (PPMTI) Kyatmaja Lookman mengungkapkan bahwa bencana banjir mulai dihadapi Indonesia sejak awal 2021 dan sempat melemahkan jalur Pantura.

Kondisi jalur yang terputus karena banjir dan cuaca buruk disebut para pengusaha menyebabkan jalur tol dipilih sebagai alternatif dan menambah ongkos operasional yang tentu saja memberatkan para pelaku usaha. 

"Jadi biaya untuk tol saja itu 20% dari yang dikeluarkan, tidak lama setelah itu, air surut karena banjir harian. Tol Cipali II longsor, kemarin jembatan Ciasem barusan longsor juga, jadi hanya bisa dilalui separuh," ujar Kyatmaja kepada MNC Portal News di Jakarta, Sabtu (20/2/2021).

Dijelaskan Kyatmaja, banjir di Jakarta bagian selatan menjadi masalah. Bencana ini kemudian menyebabkan perjalanan menjadi terhambat dan bertambahnya ongkos perjalanan. 

"Untuk logistik, seperti di tol Cipali kemarin. Ya customer nggak mau bayar, karena saat Covid-19 seperti ini mereka juga kesulitan sehingga mereka lebih memilih tidak mengirim daripada kena tambahan biaya. Mau nggak mau yang nanggung ya operator," tambahnya.

Ia juga menerangkan bahwa operator harus menanggung 10-20% dari yang bisa dikeluarkan. Misalnya, biaya perjalanan ke Surabaya sebanyak Rp2,5 juta, dan ternyata harus menambah Rp500 ribu. 

“Kalau jarak dekat Rp1 juta, kita juga tambahin Rp500 ribu. Pakai tol, eh sekarang tolnya rusak juga, jadi dilematis memang," ungkap Kyatmaja. Terjadinya banjir di wilayah barat dan selatan Jakarta, tambahnya, lebih berdampak pada pemukiman karena kebanyakan kontainer berada di wilayah utara.

"Sejauh ini kan kontainer kebanyakan di Jakarta Utara, kita berharap mudah-mudahan jangan sampai lebih parah," kata Kyatmaja. 

Untuk saat ini, pihaknya belum menyiapkan langkah-langkah antisipasi selain menunggu hingga situasi kembali normal. diterangkannya, strateginya menunggu saja sampai mereda. (FHM)

SHARE