ECONOMICS

Pengusaha Hotel Keluhkan Larangan Study Tour dan Wisuda Anak Sekolah

Iqbal Dwi Purnama 04/05/2025 15:37 WIB

Industri hotel didukung oleh banyak industri di belakangnya, baik dari UMKM hingga industri rumah tangga yang menciptakan perputaran ekonomi di daerah.

Pengusaha Hotel Keluhkan Larangan Study Tour dan Wisuda Anak Sekolah (Ilustrasi)

IDXChannel – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banten mengeluhkan kebijakan larangan study tour anak sekolah. Hal itu dianggap kurang bijak lantaran di satu sisi bisa berdampak terhadap keberlanjutan industri hotel dan restoran di Tanah Air.

Ketua Harian PHRI Banten, GS Ashok mengatakan, industri hotel didukung oleh banyak industri di belakangnya, baik dari UMKM hingga industri rumah tangga yang menciptakan perputaran ekonomi di daerah.

"Selama objeknya tidak disebut, misalnya dilarang wisuda di hotel, nah itu kami marah. Tidak bijak gitu. Satu sisi mau efisien, tapi jangan juga membunuh industri," kata Ashok, Minggu (4/5/2025).

Ashok melanjutkan kondisi industri hotel, khususnya di Banten, imbas efisiensi anggaran awal Pemerintahan Prabowo saja telah menyeret dampak pada tutupnya sekitar dua hotel di Jawa Barat.

Menurutnya, hal ini bisa berdampak pada keberlanjutan serapan tenaga kerja di hotel, mengingat ada sekolah kejuruan yang spesifik mengurus perhotelan. Lulusan perhotelan ini dikhawatirkan akan makin sempit mendapatkan lapangan pekerjaan jika kinerja industrinya terus menurun.

"Ironinya nanti anak-anak SMK Pariwisata, kan ada SMK pariwisata, kan. Setiap tahun dia lulus, terus ke mana dia mau kerja," kata Ashok.

Ashok menceritakan, kebijakan efisiensi anggaran pemerintah sebelumnya menjadi pil pahit bagi industri. Sebab, sudah banyak karyawan yang harus dirumahkan karena mau tidak mau industri juga harus melakukan efisiensi dengan merumahkan karyawan.

"Kalau hotel itu kan terdiri dari beberapa lantai ya, sejak efisiensi itu beberapa lantai tidak kita operasikan. Karyawan pun banyak yang kita rumahkan sebagian," kata Ashok.

Selain itu, Ashok menambahkan penurunan kinerja hotel sendiri sebetulnya ikut berdampak pada setoran PAD (Pendapatan Asli Daerah). Ketika kinerja menurun, maka praktis setoran PAD dari hotel juga ikut mengalami penurunan.

"Sebetulnya otomatis PAD turun, pendapatan asli daerah dari pariwisata. Kan pajak-pajaknya turun, impact-nya di sana efisiensi, tapi kita enggak pikir ada unsur-unsur yang dirugikan," katanya.

(Nur Ichsan Yuniarto)

SHARE