ECONOMICS

Pengusaha Ritel Optimistis Raup Cuan di Momen Nataru 

Advenia Elisabeth/MPI 13/12/2022 14:18 WIB

Optimisme tersebut berdasarkan data inflasi yang menurun dan indeks keyakinan konsumen (IKK) yang menunjukkan peningkatan.

Pengusaha Ritel Optimistis Raup Cuan di Momen Nataru (Foto: MNC Media)

IDXChannel -  Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N. Mandey optimistis momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) dapat meningkatkan pertumbuhan bisnis ritel. 

Optimisme tersebut berdasarkan data inflasi yang menurun dan indeks keyakinan konsumen (IKK) yang menunjukkan peningkatan. 

"Ya, tentu kami optimistis. Dasarnya kami optimis itu pertama adalah kita membaca dan mempelajari bagaimana indeks yang sudah di survei oleh Bank Indonesia secara independen dan juga biro pusat statistik yang menyatakan mengenai signal-signal yang mendukung terhadap geliat ekonomi kita," ujar Roy saat dialog di program Market Review IDX Channel, Selasa (13/12/2022).

Ia menjelaskan, inflasi Indonesia mengalami penurunan beberapa bulan belakangan ini. Tercatat, pada September inflasi di angka 5,95%, kemudian pada Oktober turun ke angka 5,71%, dan kembali turun pada November di angka 5,42%. 

"Karena kita tahu inflasi itu menggerus nilai mata uang sehingga otomatis harga akan cenderung meningkat. Tapi dengan berhasil ditekan maka ini signal yang baik," kata Roy.

Kemudian dorongan kedua yakni dari indeks keyakinan konsumen (IKK). Diketahui bersama, ada dua objek dalam mensurvei indeks keyakinan konsumen yakni bagaimana ekspektasi para konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja dan ekspektasi terhadap penghasilan untuk di bulan yang berjalan. 

Roy memaparkan, survei yang dirilis Bank Indonesia pada Oktober 2022 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat. Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 2022 sebesar 120,3, lebih tinggi dibandingkan 117,2 pada bulan sebelumnya, serta secara konsisten tetap berada di zona optimis (IKK>100). 

"Kita tahu indeks kepercayaan konsumen dari bulan sebelumnya sekitar 120,3 yang November hanya sedikit bergerak di 119,1 tetapi paling tidak angka moderat nya 100 itu adalah angka yang signifikan bahwa konsumen yakin akan melakukan spending mani karena ada kesempatan bekerja dan penghasilan yang tetap konstan," jelasnya. 

Kemudian faktor pendorong lainnya adalah Indeks Penjualan Ril (IPR). Roy menuruturkan, Indeks Penjualan Riil juga terbukti signifikan yang di mana itu berpengaruh kepada bagaimana melihat pertumbuhan ekonomi khususnya lewat konsumsi rumah tangga di yang memberikan kontribusi hampir 50,3% terhadap PDB. 

"Dengan kata lain indeks-indeks ini memberikan gambaran, kita punya track yang sudah baik ketika masyarakat menerima berbagai kebijakan dari pemerintah," tegasnya.

(DES)

SHARE