ECONOMICS

Pengusaha: Tantangan PHK Masih Menghantui Meski PMI Manufaktur Tinggi

Anggie Ariesta 06/03/2025 08:30 WIB

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih menjadi perhatian.

Pengusaha: Tantangan PHK Masih Menghantui Meski PMI Manufaktur Tinggi. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih menjadi perhatian. Padahal, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Februari 2025 tercatat tinggi hingga mencerminkan optimisme pelaku industri terhadap kondisi ekonomi.

Ketua Bidang Industri Manufaktur Apindo Adhi S Lukman menjelaskan, optimisme tersebut telah dirasakan sejak akhir 2024 hingga awal 2025.

"Kenapa PMI ini cukup tinggi? Karena optimisme sebenarnya, dari akhir 2024 sampai awal tahun itu kita optimis bahwa ekonomi kita akan membaik," kata Adhi dalam Market Review IDX Channel, Rabu (5/3/2025) malam.

Menurut dia, peningkatan pesanan baru (new order) menjadi faktor utama yang mendorong kenaikan PMI. Sebab, saat ini sedang memasuki Ramadan dan akan menyambut Lebaran.

"Sehingga kalau kita lihat dari indeks yang tertinggi baru itu new order, nah ini antisipasi Lebaran, bulan puasa dan kami antisipasi yang melonjak jelang pemerintah meluncurkan BLT, nah ini kita antisipasi," kata Adhi.

Namun, Adhi mengingatkan, pelaku industri tetap perlu waspada terhadap gejolak ekonomi global dan pelemahan nilai tukar rupiah.

"Oleh karena itu, manufaktur Indonesia itu sangat mempersiapkan diri di tengah gejolak ekonomi global yang sebetulnya belum menentu, ini yang harus kita waspadai, kita harus waspada meskipun kita siap-siap," katanya.

Adhi juga menyoroti adanya gelombang PHK di industri padat karya yang kalah bersaing. Namun, pihaknya juga harus melihat di lapangan seperti apa, karena kelihatannya tidak semua industri baik-baik saja.

"Kalau kita lihat akhir-akhir ini ada gelombang PHK sana-sini, kebanyakan memang industri padat karya yang kita kalah pesaing memang, kita harus akui, oleh sebab itu harus bersama-sama pemerintah dan pelaku usaha mengatasi hal tersebut," kata dia.

Mengenai tren pemulihan industri manufaktur, Adhi menilai proses tersebut masih berlangsung. Dengan demikian, meskipun PMI Manufaktur menunjukkan sinyal positif, pelaku industri tetap perlu berhati-hati dan bekerja sama dengan pemerintah untuk mengatasi berbagai tantangan yang ada.

"Saya rasa masih dalam tren pemulihan karena kalau kita lihat kontribusi industri pengolahan non migas masih belum pulih, 2024 kemarin non migas kita baru 4,75 masih di bawah pertumbuhan ekonomi," ujar Adhi.

(Dhera Arizona)

SHARE